Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

ICW Desak DPR Tak Prioritaskan Figur Penegak Hukum pada Fit and Proper Test Capim KPK

Figur capim dan calon dewan pengawas KPK yang berasal dari lembaga penegak hukum dinilai berpotensi besar memiliki loyalitas ganda.

16 November 2024 | 07.23 WIB

Pertemuan Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Capim) dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi atau Pansel KPK 2024-2027 dengan sejumlah pimpinan media cetak, elektronik, maupun online di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu 5 Juni 2024. Pertemuan untuk menyerap aspirasi dalam seleksi pimpinan dan Dewas KPK 2024-2027 bisa berjalan sesuai harapan publik. Pansel KPK 2024-2027 juga menjadwalkan pertemuan dengan para pimpinan perguruan tinggi. Pimpinan badan usaha milik negara (BUMN). Pertemuan  dengan civil society organization (CSO) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), terutama dari kalangan pegiat antikorupsi. TEMPO/Subekti
Perbesar
Pertemuan Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Capim) dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi atau Pansel KPK 2024-2027 dengan sejumlah pimpinan media cetak, elektronik, maupun online di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu 5 Juni 2024. Pertemuan untuk menyerap aspirasi dalam seleksi pimpinan dan Dewas KPK 2024-2027 bisa berjalan sesuai harapan publik. Pansel KPK 2024-2027 juga menjadwalkan pertemuan dengan para pimpinan perguruan tinggi. Pimpinan badan usaha milik negara (BUMN). Pertemuan dengan civil society organization (CSO) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), terutama dari kalangan pegiat antikorupsi. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk tidak memprioritaskan figur calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berasal dari lembaga penegak hukum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Staf Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW Diky Anandya mengatakan figur capim dan calon dewan pengawas KPK yang berasal dari lembaga penegak hukum berpotensi besar memiliki loyalitas ganda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini tentu sangat berbahaya bagi integritas pemberantasan korupsi apabila figur tersebut menjabat," kata Diky, Jumat, 15 November 2024.

Figur yang memiliki loyalitas ganda, Diky menjelaskan, dapat menyebabkan muruah pemberantasan korupsi terdegradasi, bahkan hilang karena adanya konflik kepentingan.

"Apalagi jika pelaku memiliki pangkat yang jauh lebih tinggi, atau menjadi senior di lembaga," ujar dia.

Pun, Diky melanjutkan, secara ketentuan tidak ada aturan yang mengharuskan komposisi pimpinan lembaga antirasuah harus berisi figur yang berasal dari lembaga atau berlatar belakang penegak hukum.

Sehingga, kata dia, DPR amat diharapkan dapat melakukan fit and proper test calon dewas dan capim KPK dengan sangat teliti, khususnya dalam hal menguji kompetensi dan menilai rekam jejak figur tersebut dalam upaya pemberantasan korupsi. "Agar hasilnya juga berintegritas," ucap Diky.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra mengatakan Prabowo telah menjawab surat dari DPR ihwal kelanjutan proses seleksi capim KPK.

Surat itu berkenaan dengan keputusan Prabowo perihal seleksi capim KPK yang sudah rampung saat kepemimpinan presiden ke-7 Joko Widodo. Menurut Yusril, Prabowo menyetujui sepuluh nama capim KPK yang diusulkan panitia seleksi di pemerintahan Jokowi.

Pada Oktober lalu, Jokowi menyerahkan Surat Presiden ke DPR mengenai capim dan dewas KPK tertanggal 15 Oktober 2024. 

Nama-nama capim KPK tersebut, antara lain Agus Joko Pramono; Ahmad Alamsyah Saragih; Djoko Poerwanto; Fitroh Rohcahyanto; Ibnu Basuki Widodo; Ida Budhiati; Johanis Tanak; Michael Rolandi Cesnanta Brata; Poengky Indarti; dan Setyo Budiyanto. 

Sementara 10 nama calon dewas KPK adalah Benny Jozua Mamoto; Chisca Mirawati; Elly Fariani; Gusrizal; Hamdi Hassyarbaini; Heru Kreshna Reza; Iskandar Mz; Mirwaiz; Sumpeno; dan Wisnu Baroto.

Andi Adam Faturahman

Berkarier di Tempo sejak 2022. Alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mpu Tantular, Jakarta, ini menulis laporan-laporan isu hukum, politik dan kesejahteraan rakyat. Aktif menjadi anggota Aliansi Jurnalis Independen

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus