Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Riset Internasional Kemaritiman, Kelautan, dan Perikanan (LRI i-MAR) Institute Pertanian Bogor atau IPB University meluncurkan Archipelagic Sciences of Indonesia (ASIA) di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Selasa, 25 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala i-MAR IPB, Luky Adrianto mengatakan Indonesia memiliki DNA sebagai negara kepulauan. Oleh karena itu perlu kajian transdisiplin mengenai tata kelola dan pemanfaatan keberlanjutan. Kajian itu mulai dari aspek land system, sistem perairan, hingga lingkaran yang lebih luas yakni archipelagic system thinking.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Apa yang dilingkupi dalam studi trandisiplin ini dicanangkan sebagai Archipelagic Sciences of Indonesia atau ASIA," kata Luky melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Peluncuran ASIA dilakukan secara kolaboratif antara IPB University, Universitas Pattimura, Universitas Hasanuddin, Universitas Maritim Raja Ali Haji, dan Universitas Mataram, di hadapan sekitar 500 undangan dari 28 negara.
Peluncuran dilakukan saat pembukaan 19th Islands of World Conference yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB, Universitas Mataram, Archipelagic and Islands States Forum (AIS), dan International Small Islands Studies Association (ISISA).
Usai peluncuran, agenda dilanjutkan dengan konferensi selama lima hari. Mereka mendiskusikan riset terkini tentang perubahan iklim, ekonomi biru, tata kelola pulau kecil, serta budaya pulau dan kepulauan.
Rektor IPB University Arif Satria mengatakan konferensi itu guna mendorong dialog dan inovasi untuk mengatasi tantangan dan peluang unik yang ada di kepulauan. "Di mana, pemikir dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas isu-isu kritis yang dihadapi masyarakat pulau," ucapnya dilansir melalui laman IPB, pada Selasa, 4 Juli 2024.
Senada dengan Arif, Rektor Universitas Mataram Bambang Hari Kusumo mengatakan konferensi tersebut adalah bukti komitmen kolektif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat kepulauan dan memanfaatkan peluang besar yang ditawarkan.
Acara dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Victor Gustaaf Manoppo dan President ISISA, Laurie Brinklow dari University of Prince Edward Islands, Canada.
Serta didukung oleh International Collaboration Office (ICO) IPB University, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, KKP, Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Rekam Nusantara Foundation, dan Climateworks Centre.
Pilihan Editor: Cara Daftar Ulang Peserta Seleksi Mandiri IPB University 2024