Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung -Pada hari ini, 23 Januari 1950, terjadi peristiwa kudeta Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh eks Kapten Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda, Raymond Westerling.
Peristiwa kudeta tersebut terjadi di Bandung. Westerling dan pasukannya menembak mati semua anggota TNI yang mereka temui di jalan. Pembantaian tersebut mengakibatkan kematian 94 anggota TNI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tidak hanya kudeta APRA, Westerling sebelumnya juga pernah memimpin pembantaian ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan pada Desember 1946 sampai Februari 1947. Pembantaian tersebut dikenal dengan Pembantaian Westerling.Sejumlah kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling menembaki para anggota TNI saat menyerang Gedung Staf Kwartier dalam reka ulang sejarah (Reenactment) di Museum Mandala Wangsit, Bandung, Jawa Barat. (19/1). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sumber-sumber sejarah menyebutkan delegasi Indonesia pada waktu itu melaporkan ke Dewan Keamanan PBB bahwa korban dari Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan mencapai 40.000 orang.
Sementara Westerling mengaku pihaknya “cuma” membunuh 600 orang. Pembantaian yang dilakukan oleh Westerling masuk ke dalam kategori kejahatan atas kemanusiaan.
Sialnya, Raymond Westerling tidak pernah menerima pertanggungjawaban atas kejahatannya. Ia selalu lari dan berhasil lolos dari proses hukum. Ia hidup tenang hingga masa tuanya
M. IHSAN NURHIDAYAH
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.