Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional pada 4 Tokoh, Ini Jasa Mereka

Gelar pahlawan nasional diberikan bukan hanya bagi mereka yang terlibat perang, tapi juga berjasa di bidang pergerakan.

9 November 2017 | 13.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi secara resmi memberikan gelar pahlawan nasional terhadap empat figur sejarah hari ini, Kamis, 9 November 2017. Mereka adalah Almarhum Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Laksamana Malahayati, Sultan Mahmud Riayat Syah, dan Lafran Pane.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagaimana dikatakan oleh Menteri Sosial Khofifah sebelumnya, keempat nama tersebut dipilih berdasarkan jasa dan tindakan kepahlawanan mereka. Dengan kata lain, mereka yang tak terlibat di medan perang namun berjasa di bidang pergerakan berhak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional juga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi, penyandang gelar Pahlawan Nasional bukan hanya mereka yang berjasa di medan perang saja, tetapi mereka yang juga berjasa di bidang lain yang gaung dan manfaatnya dirasakan secara nasional," ujar Khofifah.

TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, mendapatkan gelar Pahlawan Nasional karena mendirikan organisasi Islam Nahdatul Wathan. Organisasi itu merupakan organisasi Islam terbesar di Lombok yang memberikan perhatian kepada pendidikan dan agama.

Selanjutnya, Laksamana Malahayati yang berasal dari Aceh, mendapatkan gelar Pahlawan Nasional karena jasanya di medan perang. Ia pernah memimpin armada laut Indonesia berperang melawan Belanda dan berhasil menewaskan Cornelis De Houtman di tahun 1559. Selain itu, di tahun 1606, ia bersama Darmawangsa Tun Pangkat (Sultan Iskandar Muda) berhasil mengalahkan armada laut Portugis.

Hal sama berlaku untuk Sultan Mahmud Riayat Syah yang berasal dari Kepulauan Riau. Seperti Malahayati, ia berjasa di medan perang. Pada rentang tahun 1782 hingga 1784, Sultan Mahmud berhasil mengalahkan Belanda yang ingin menanamkan pengaruhnya di Riau dalam Perang Riau I. Kapal Komando Belanda Malaka's Walvaren berhasil diledakkannya.

Ditahun 1784, Sultan Mahmud juga masih memimpin perang melawan Belanda yang dipimpin Pieter Jacob van Braam di Tanjung Pinang. Dengan menolak ajakan damai Belanda, ia menerapkan startegi gerilya laut untuk mengacaukan perdagangan Belanda di Selat Melaka dan Kepulauan Riau. Kurang lebih 27 tahun kemudian, di tahun 1811, Sultan Mahmud berperan melawan ekspansi Belanda ke Sumatera Timur, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.

Terakhir, untuk Lafran Pane asal Yogyakarta, dia dianggap patut diberi gelar Pahlawan Nasional karena mendorong pertumbuhan gerakan pemuda di Indonesia. Salah satunya adalah Himpunan Mahasiswa Islam pada 5 Februari 1947. Lafran juga figur yang menentang pergantian ideologi Indonesia dari Pancasila ke Komunisme.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus