Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, menyampaikan dampak Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta atau UU DKJ terhadap kebudayaan Betawi. Dia menilai pengesahan UU DKJ membuat Jakarta memiliki identitas yang menjadi wajah kotanya. Sebab, daerah ini bukan lagi menjadi ikon ibu kota negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sehingga Betawi akan menjadi identitas yang khas, sehingga saya yakin pelan-pelan akan terealisasi secara pasti,” kata Pramono saat ditemui di kawasan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramono mengakui bahwa dia bukan asli Betawi. Meski begitu hal ini dianggap tidak mengubah pandangannya untuk terus membenahi Jakarta lewat peningkatan budaya Betawi. “Saya orang Jawa, sampai hari ini masih dipanggil mas. Tapi saya ingin wajah Jakarta itu ya wajah Betawi yang tampak,” ucap Pramono.
Mantan Sekretaris Kabinet ini berjanji akan merangkul semua kalangan saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta 2024-2029. Pramono dinobatkan sebagai peraih suara terbanyak di pilkada berdasarkan hasil rekapitulasi KPU.
Hasil rekapitulasi itu pun tidak ada yang menggugat ke Mahkamah Konstitusi. Artinya dia hanya perlu menunggu untuk penetapan sebagai Gubernur Jakarta terpilih.
“Pokoknya saya enggak punya beban apapun, termasuk yang tidak dukung saya akan saya rangkul juga. Selama kampanye tidak ada kalimat bernada negatif keluar dalam mulut saya dan itu yang akan saya jaga,” ucap Pramono.
Adapun hasil rekapitulasi suara, pasangan Pramono Anung-Rano Karno meraih 2.183.239 atau 50,07 persen suara. Sedangkan Ridwan-Suswono memperoleh 1.718.160 atau 39,40 persen suara; dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana sebesar 459.230 atau 10 persen suara.
Pilihan editor: Prabowo dan 5 Hal Rencana Berkantor di IKN pada 2028