Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Juru Timbang Itu Minggat

Guna menghindari lintah darat, bpd menyediakan modal untuk mengadakan jatah beras pegawai. korpri di tugasi sebagai pelaksana. udin, petugas gudang, melarikan uang sekitar rp 5 juta. (dh)

25 September 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA di Jakarta orang mulai sibuk berperang melawan komersialisasi jabatan, nun di sana, di-Kabupaten Banjar, para kerani pemerintah selalu bergelut melawan liku-liku penjatahan beras. Ini terjadi sudah sejak beberapa tahun lamanya. Tatkala catu beras pegawai negeri tidak lagi dibayar dalam bentuk natura, tangan pedagang beras swasta mengulur untuk memberikan "jasa-jasa baik". Yaitu berupa kelonggaran bagi pegawai kabupaten untuk mengebon, asal juru bayar kantor bersedia memotong dari pembayaran gaji setiap bulan. Tentu saja harganya di atas harga pasaran. Kalau harga beras kontan bisa dibeli Rp 1.400/belik, dengan mengebon sampai berharga Rp 1 .750. Bahkan ada kalanya lebih, yakni bila si pedagang melihat gelagat beras seret datangnya. Apa boleh buat, karena berhutang uang tunai tak dapat, berhutang beras pun jadilah. Celakanya, beras yang dibon dengan harga Rp 1.750/belik tadi bukan untuk dimasak seluruhnya, melainkan dilego dengan harga banting keras. Yang dibeli sedemikian dijual dengan harga Rp 1.200/belik. Lucunya, beras ini kemudian jatuh kembali ke tangan si pedagang beras yang tadi menghutanginya. Tak jarang kejadian tangan kanan si pegawai terima bon, tangan kirinya menyambut uang dari beras yang dilegonya di situ-situ juga. Tentu saja ihwal begini sampai juga ke kuping pejabat teras kabupaten. Lewat rekomendasi gubernur, pihak BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang terlibat urusan pengadaan pembayaran gaji pegawai Pemda, bersedia memberikan modal uang sebagai pinjaman pengadaan jatah beras pegawai yang membutuhkan. Kepada pihak Kopri yang ditugasi sebagai pelaksana diberikan jasa keuntungan antara Rp 50--Rp 100/belik dari harga eceran (HET) yang ditetapkan. Fikir-fikir dari pada keuntungan seluruhnya diisap lintah darat pedagang beras, lumayan pihak Kopri sendiri yang menyelenggarakannya. Alhasil gudang Kopri di belakang kantor pemda kabupaten Banjar itu sejak tahun-tahun yang lalu sibuk terus. Udin Adalah Sy. (25 th) seorang pesuruh yang entah bagaimana asal muasalnya, ketiban peranan ganda di gudang. Ia dikenal sebagai seorang pesuruh yang rajin dan jujur. Dengan motor dinas yang siar-siur dikendarakannya ia terlihat ke mana-mana menyelusuri perut kota. Anak muda asal desa Jingah Habang ini tak pernah ke luar daerah. Tapi mungkin melihat kegesitan dan rajinnya Udin, demikian ia biasa dipanggil, sekretaris & bendaharawan Kopri yang dikenal sibuk merangkap pengurus Golkar plus anggota DPRD kabupaten melimpahkan banyak wewenang kepadanya. Ia terlena dari kontrol gudang dan rupanya juga pembukuan. Sampai Juni kemarin Udin tak pernah nongol lagi di gudang, orang di pemda pun bak terbangun dari tidur. Disasuskan Udin telah minggat dengan kusut masai keuangan sekitar Rp 5 juta. Itu perkara Udin yang minggat. Tak kurang mengernyitkan dahi, adalah bupati Soeindiyo yang melihat keresahan sementara pegawainya. Buru-buru bupati Soeindiyo mengadakan kontak dengan Haji Hasan pengusaha penggilingan padi di Martapura, agar kepada pegawainya yang membutuhkan bisa disantuni. Apa boleh buat jatah pun terbatas belik untuk pegawai berkeluarga, 1 belik untuk pegawai bujangan dan pensiunan. Itupun terbatas untuk pegawai pemda kabupaten tok. Pegawai Kopri non pemda boleh fikir-fikir sendirilah. Sementara itu peristiwa minggatnya Udin ini cukup mengganggu kelestarian jalannya jatah beras di kabupaten lain. Tapi juga serentak sepinya pasaran bon beras yang menjadi obyek sementara orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus