Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kala Ganjar Pranowo Dapat Gelar Adat dengan Nama Funu Keu

Ganjar Pranowo mendapat gelar Funu Keu, atau anak sulung satu-satunya lelaki di dalam keluarga saat mengunjungi Pulau Rote, NTT.

3 Desember 2023 | 06.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendapatkan nama kebesaran saat berkunjung ke Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur atau NTT pada Sabtu, 2 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat tiba di Bandara DC Saudale, Ganjar disambut Raja Nusak Termanu Vicoas Amalo dan dijemput puluhan orang berkuda menuju istana Uma Batu di Feapopi, Kecamatan Rote Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sana, mantan Gubernur Jawa Tengah itu kembali disambut secara adat. Kemudian menjalani prosesi pengangkatan sebagai anggota keluarga dan penganugerahan nama kebesaran. Pertama, prosesi safe tasioe atau pensucian diri. Ganjar berjalan ke singgasana yang berbentuk sasando dan dibasuh kakinya dengan air kelapa. 

Selanjutnya penyematan busana adat Rote. Dan, politikus berambut putih itu mendapat gelar Funu Keu, atau anak sulung satu-satunya lelaki di dalam keluarga. Dalam adat setempat, itu berarti menjadi pimpinan tertinggi dalam keluarga. 

Sekretaris Adat Suku Folateik Nusak Termanu, Gentry Amalo mengatakan, nama adat yang disematkan itu merupakan tanda telah diangkatnya Ganjar menjadi anggota keluarga baru yang sudah ditetapkan berdasarkan keputusan Dewan Adat. 

"Untuk itu, berdasarkan pengangkatan sebagai kerabat adat kepada Pak Ganjar. Dan, kami anugerahkan gelar adat dengan nama perang, Yang Mulia Funu Keu," ujarnya. 

Sementara itu, Ganjar Pranowo mengaku haru sekaligus senang karena sudah menjadi bagian dari masyarakat adat di Rote. 

"Saya sudah tujuh kali mau ke sini tapi selalu gagal. Dan, hari ini saya sudah sampai di sini. Saya terharu karena begitu luar biasa penyambutan masyarakat Rote," katanya. 

Kegiatan kali ini, lanjutnya, memberikan pesan moral tentang ikatan batin sebuah keluarga. Lebih dari itu adalah cara menjaga moral dan kebudayaan Indonesia. 

"Terima kasih. Pasti saya merindukan tanah ini untuk kembali," ujar dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus