Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo menjadi tamu kehormatan pada acara rapat kerja nasional atau Rakernas 2022 Partai Pelita di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara. Dalam acara ini, Gatot mendadak diminta untuk memberikan testimoni kepada partai baru ini.
Setelah acara pembukaan, Gatot diminta oleh pembawa acara untuk naik ke atas panggung. Gatot yang naik ke atas panggung sempat bertanya terlebih dahulu kepada pembawa acara.
"Saya disuruh ngapain?" tanya Gatot. Dua pembawa acara lalu meminta Gatot untuk memberikan testimoni singkat dan harapan ke depan saja terhadap Partai Pelita.
Gatot lalu menyampaikan harapannya sesuai dengan apa yang dibacakan oleh qari di awal Rakernas ini. "Allah akan memberikan sinar kepada dunia, bumi, dan langit, dan kepada orang-orang yang akan diberi sinar," kata Gatot.
Gatot lalu mengatakan bahwa dirinya yakin semua yang hadir di Rakernas ini adalah orang-orang penakut. "Ya, Partai Pelita adalah orang penakut, pak Din Syamsuddin adalah penakut, penakut (kalau) hatinya gelap, matanya gelap, dan tidak bisa melihat matanya gelap dan tidak bisa tidak melihat yang baik, karena hanya yang baik saja yang diberi sinar oleh Allah SWT," ujar Gatot singkat.
Partai Pelita merupakan partai politik baru
yang dideklarasikan oleh Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 28 Februari 2022. Partai ini telah mengantongi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.
Din menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Partai (MPP) Partai Pelita. Dalam pembukaan, Din juga ikut memuji Gatot Nurmantyo, yang disebutnya sebagai rekan seperjuangannya di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
"Tapi sudah banyak disebut tentang beliau, sebagai jenderal aktivis yang punya komitmen besar bagi bangsa," kata Din.
Tak hanya Gatot, rakernas ini juga dihadiri sejumlah pimpinan partai baru. Mulai dari Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Nasional (PKN) Sri Mulyono hingga Wakil Ketua Umum Partai Ummat besutan politikus senior, Amien Rais.
Buni Yani adalah orang yang sebelumnya sempat divonis 1,5 tahun dalam kasus pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Buni Yani dinyatakan bersalah karena melakukan ujaran kebencian dan mengedit atau mengubah isi video pidato mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
"Kita akan berjalan bersama," kata Buni Yani menyampaikan harapannya kepada Partai Pelita besutan Din Syamsuddin ini.
Baca juga: Rakernas Partai Pelita, Din Syamsuddin Sebut Gatot Nurmantyo Jenderal Aktivis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini