Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden (capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo, mengenakan kemeja dengan motif garis-garis berwarna hitam putih saat menghadiri Silaturahmi 1 Muharam 1445 H bersama Relawan Pendukung di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu 19 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengamat Politik dari Populi Center Usep S Ahyar menyampaikan bahwa pemakaian seragam tersebut merupakan cara efektif agar mudah untuk diidentifikasi oleh masyarakat. Ia berkata bahwa motif yang dipilih oleh Ganjar sebagai seragamnya bisa menjadi identitasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ya yang dipilih mungkin seperti pak Jokowi dulu pakai kemeja kotak-kotak. Sehingga orang jadi mudah mengenali dan itu juga menjadi simbol kerakyatan dan kesederhanaan,” ucap Usep ketika dihubungi Jumat 21 Juli 2023.
Usep menjelaskan momentum-momentum yang ada sekarang memang harus dimanfaatkan para politisi untuk berkampanye untuk pemilu 2024.
“Setiap momentum sekarang saya kira politisi itu akan memakainya untuk kepentingan 2024 itu harus hati-hati dalam konteks kampanye, konteks politik identitas jangan sampai menguatkan itu. Tapi kalau momentum sebagai satu kultur yang harus dikuatkan dan semua orang juga melakukan, saya kira itu baik-baik saja,“ ujarnya.
Usep berpesan untuk pejabat publik yang bakal maju dalam Pemilu dan Pilpres 204 untuk selalu mengingat akan jabatannya dan tugasnya termasuk Ganjar Pranowo yang menjabat Gubernur Jawa Tengah.
“Yang ingin kita ingatkan pada pejabat-pejabat publik, pada calon yang masih menjabat itu jangan lupa pada PR yang harus dikerjakan termasuk Ganjar,” katanya
Sebelumnya, Ganjar menyebut bahwa motif kemeja garis hitam putih tersebut merupakan ide dari Presiden Jokowi.
"Pak Jokowi memberikan desain baju yang saya pakai ini," Kata Ganjar pada Rabu 19 Juli 2023.
Dalam acara saat itu, seluruh relawan yang hadir juga tampak mengenakan kemeja dengan motif dan warna yang sama. Ketua Pelaksana acara tersebut, Teddy Wibisana, menyatakan bahwa desain itu memiliki makna para relawan tidak bersikap abu-abu dalam menentukan pilihan dukungan dan juga menggambarkan sifat Ganjar Pranowo yg tegak lurus dan selalu konsisten terhadap Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Pancasila.