Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Kemenkes Bantah Keterlibatan dalam Pencopotan Budi Santoso dari Jabatan Dekan FK Unair

Kemenkes menolak keterlibatannya dengan putusan Rektor Unair yang memberhentikan jabatan Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran

4 Juli 2024 | 11.42 WIB

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril saat menyampaikan keterangan pers tentang obat penawar Fomepizole secara daring yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Selasa 25 Oktober 2022. ANTARA/Andi Firdaus
Perbesar
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril saat menyampaikan keterangan pers tentang obat penawar Fomepizole secara daring yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Selasa 25 Oktober 2022. ANTARA/Andi Firdaus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menolak keterlibatannya dengan putusan Rektorat Universitas Airlangga (Unair) yang memberhentikan jabatan Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran pada Rabu, 3 Juli 2024. Penolakan terhadap program pemerintah untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia disebut-sebut menjadi salah satu alasan pemberhentian Budi Santoso.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan Kemenkes tidak membawahi Unair, sehingga tidak punya kewenangan untuk mengatur bahkan turut serta mengambil kebijakan.

“Informasi yang mengatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengontak Rektor Unair Mohammad Nasih untuk meminta memberhentikan Dekan FK Budi Santoso merupakan fitnah dan hoax,” kata dia melalui keterangan resmi pada Kamis, 4 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia juga mengklarifikasi bahwa informasi soal Kemenkes yang akan mendatangkan 6.000 dokter warga negara asing atau WNA tidak benar. Kemenkes, kata dia, menghadirkan dokter WNA yang mendapatkan publikasi luas dari tim Arab Saudi. Mereka akan bertugas di Rumah Sakit (RS) Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

Dokter WNA itu bertugas untuk melakukan operasi jantung kompleks udemi menyelamatkan nyawa 30 anak warga Sumatera Utara secara gratis. “Kegiatan tersebut merupakan tindakan operasi jantung untuk anak yang pertama kali dilakukan di Pulau Sumatera,” ucapnya.

Menurut dia, selama ini anak yang mengalami gangguan jantung kompleks selalu mendapat rujukan ke Jakarta, sehingga memberatkan keluarga secara finansial. “Ini dikarenakan memang dokter spesialisnya tidak tersedia disana,” kata Syahril.

Oleh karena itu, Kemenkes menyesalkan aksi protes di Jawa yang menghadirkan tim dokter dari Arab Saudi tersebut. “Padahal mereka hadir untuk menyelamatkan nyawa manusia, nyawa anak-anak kita. Bukan untuk mengambil lahan para dokter-dokter tersebut kedepannya,” tutur Syahril.

Kabar pencopotan Prof Bus berawal dari pernyataannya yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair, Rabu 3 Juli 2024. Di sana, ia berpamitan kepada sekitar 300 anggota dalam grup.

"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Budi Santoso dalam WAG tersebut.

Saat dikonfirmasi, Budi Santoso membenarkan pernyataannya itu sebagai bentuk kewajiban dirinya untuk berpamitan dengan para dosen maupun senior. Saat ditanya apakah hal itu berkaitan dengan pernyataan dirinya bahwa ia menolak program dokter asing di Indonesia, Budi Santoso membenarkan hal itu. 

Dalam pernyataan pribadinya kepada wartawan di Surabaya, Kamis, 27 Juni 2024, ia mengatakan tidak setuju dengan program dokter asing di Indonesia. "Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," katanya dikutip dari Antara, Kamis, 4 Juli 2024.

Prof Budi yakin 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing.

Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Martha Kurnia Kusumawardani, membenarkan adanya pemberhentian Budi Santoso dari jabatan dekan fakultas kedokteran (FK). Namun, ia tidak mengungkap secara jelas alasan pemberhentian itu.

"Alasan atau pertimbangan pimpinan Universitas Airlangga terkait pemberhentian ini adalah merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair," ucapnya saat dikonfirmasi Tempo, Kamis, 4 Juli 2024.

Martha mengatakan seluruh civitas akademika Unair mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Budi atas pengabdiannya. FK Unair, kata dia, berharap dapat menjadi fakultas kedokteran yang mampu berkontrribusi positif bagi bangsa dan negara. 

“Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Budi Santoso Sp.OG.(K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut," ujarnya. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus