Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kemenkes Sebut Mycoplasma Pneumoniae Sudah 6 Kasus Ditemukan di Indonesia

Kementerian Kesehatan mengungkap kasus mycoplasma pneumoniae telah ditemukan di Indonesia sebanyak 6 kasus. Keenamnya berada di Jakarta

6 Desember 2023 | 16.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu (kedua kiri) dan Ketua Umum KILLCOVID19 Adharta Ongkosaputra (kanan) menyaksikan pra-lansia disuntik vaksin COVID-19 AstraZeneca di Rumah Sakit Ukrida, Jakarta, Selasa 1 Juni 2021. Memperingati Hari Lahir Pancasila Komunitas Indonesia Lawan Libas COVID-19 (KILLCOVID19) bekerja sama dengan Kemenkes, RS Ukrida dan RS Pertamina Bina Medika melaksanakan vaksinasi COVID-19 kepada 5000 warga pra-lansia, difabel, tuna wisma dan tokoh agama. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengungkap kasus Mycoplasma Pneumoniae telah ditemukan di Indonesia sebanyak 6 kasus. Keenamnya berada di Jakarta.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, keenam kasus tersebut ditemukan di dua rumah sakit yakni RS Medistra Jakarta dan RS Ibu dan Anak JWCC. Namun, kata Maxi, keenam kasus tersebut saat ini telah dinyatakan sembuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami dua hari lalu mendapat laporan, setelah kami konfirmasi memang saat ini ada 6 kasus pneumoniae mycoplasma yang pernah dirawat di dua rumah sakit," kata Maxi dalam konferensi pers secara daring, Rabu, 6 Desember 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maxi mengatakan, kasus pertama ditemukan pada 12 Oktober 2023, kemudian 25 Oktober 2023 di RS Medistra Jakarta. Kasus selanjutnya ditemukuan medio November 2023. 

"Yang masuk Medistra dua yang dirawat, satu rawat inap di RS JWCC, yang lainnya rawat jalan di bulan November," kata Maxi. 

Menjangkit anak-anak

Maxi mengatakan, dari seluruh kasus yang ditemukan itu seluruhnya merupakan anak-anak, berusia 3 tahun hingga 12 tahun.  Keenam pasien Mycoplasma Pneumoniae ini, menurut Maxi, menunjukkan sejumlah gejala seperti batuk, hidung beringus, sakit kepala, hingga sesak ringan. 

“Gejala awalnya sama seperti pneumoniae pada umumnya, panas dan batuk, beringus, sakit tenggorokan, ada yang mulai terasa sesak," kata Maxi. 

Atas temuan ini, lanjut Maxi, Kementerian Kesehatan melakukan tindak lanjut berupa penelusuran terhadap kemungkinan penyebaran kasus. Seperti, menyelidiki lingkungan sekolah dan tempat tinggal pasien yang sempat terjangkit Mycoplasma pneumoniae. 

"Langkah kami penyidikan epidiomologi itu tetap jalan terus terhadap kasus ini, sehingga kita bisa melakukan intervensi,"  kata Maxi. 

Namun demikian, Maxi mengatakan, Mycoplasma Pneumoniae bukan kasus baru dan sudah ada sejak sebelum pandemi virus corona. Hanya saja, belakangan jumlahnya mengalami peningkatan di China. 

“Bakteri pneumoniae mycoplasma ini bukan penyakit baru, bukan. Ini penyakit yang umumnya ada sejak dulu, sewaktu sebelum Covid itu insidennya 8,5 persen,” katanya. 

Meski begitu, Kementerian Kesehatan tetap mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Ada sakit batuk beringus itu wajib menggunakan masker," kata Maxi.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Memulai karir jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menjadi reporter yang menulis isu hukum dan kriminal sejak Januari 2024. Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus