Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kiai Maimun Zubair: Bangsa Kita Benar-benar Lama Menderita

KH Maimun Zubair memberi wejangan di depan Megawati. Maimoen Zubair mengatakan bangsa ini perlu terus diperjuangkan.

15 Februari 2018 | 05.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
KH Maimoen Zubaer memberikan wejangan di hadapan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.| Tempo| Fitria Rahmawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kiai karismatik Jawa Tengah (Jateng) Maimun Zubair memberikan wejangan di hadapan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Mbah Moen, sapaan Maimun Zubair, berpesan agar pemerintah Indonesia mengembalikan kemakmuran rakyatnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bangsa kita adalah bangsa yang benar-benar lama menderita, dan harus diperjuangkan secara keseluruhan, bahagia sejahtera dari Sabang sampai Merauke. Saya mempercayakan anak saya bernama Taj Yasin untuk bersama melaksanakannya (berjuang)," ungkap Mbah Moen dalam acara silaturahim Megawati bersama Maimoen Zubaer di Hotel Gumaya Jalan Gajahmada Semarang, Rabu 14 Februari malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mbah Moen juga berpesan agar Indonesia tidak lagi mengekspor manusianya sebagai TKI, namun memperbanyak pengiriman barang ke luar negeri. Sebab itulah, pilar bangsa harus diperkuat untuk mengentaskan kemiskinan.

"Jawa Tengah merupakan wilayah sentral. Agama Hindu dan Budha pertama datang di Jateng, terbukti dari sepeninggal candinya. Begitu juga Islam, Masjid Bintoro pertama kali menjadi masjid nasional meski Islam dan bangunan masjid hadir lebih dulu di Aceh dan Medan," ucap Mbah Moen.

Penanda lain Jateng adalah pusatnya kejayaan Indonesia pada masa dahulu adalah lahirnya filsafat Sansekerta yang memiliki arti sangat mendalam. Sansekerta dikemas dalam basa yang sangat sastrawi yakni bahasa Kawi yang memiliki irama yang diwariskan hingga sekarang, seperti dandang gula, sinom, pangkur dan sebagainya.

"Itu pertama kali. Oleh karena itu Jateng menjadi tolok ukur. Kalau Jateng lebih baik, insha Allah Jateng akan jaya. Kita mengetahui bahwa Jateng adalah perubahan apa yang ada di Indonesia, dan menjadi titik sentral," ujarnya.

Selain memberi wejangan, Mbah Moen juga mengingatkan bagaimana PDIP mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang. Sifat nasionalis yang melekat menjadikan PDIP butuh sosok yang religius. Ia mengatakan, meski mendarah di Nahdlatul Ulama (NU), namun NU bukan hanya menjadi milik satu partai saja.

"Sebaiknya kita galang antara religius dan nasionalis. Dulu saat negara dibangun ada PNI-PKI, NU-dan apa lagi semua mau masuk. Untungnya Bung Karno bisa mengembalikan bangsa ini pada Pancasila. Saya ingin NU ini nasionalis, bukan pada satu partai saja. Sehingga kalau nasionalis dengan religius, insya allah Indonesia menjadi baldatun toyyibatun," kata Kiai Maimoen Zubair.

Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, PDI Perjuangan memiliki sisi religius yang tinggi namun jarang diketahui publik. Ia pun ikut memuji Mbah Moen sebagai sosok yang mendidik dan memberikannya banyak ilmu bermanfaat.

Dalam kegiatan silaturahim, Megawati tak berkomentar apa pun. Namun ia terlihat mengobrol bersama Maimun Zubair dan Taj Yasin. Serta kader PDIP lainnya. Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar yang berpasangan dengan Taj Yasin diusung oleh PDIP, PPP, NasDem, Golkar, dan Demokrat

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus