Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 seharusnya jadi kesempatan bagi Megawati Soekarnoputri menepati Perjanjian Batu Tulis kepada Prabowo Subianto. Janji itu diingkari Megawati pada 2014 dan pada 2019. Lantas apa isi perjanjian Batu Tulis ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjanjian Batu Tulis merupakan ikrar Ketua Umum atau Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang diteken keduanya pada 16 Mei 2009. Prabowo awalnya ingin peran wakil presiden dikuatkan laiknya perdana menteri. Mega menolak usul itu karena dianggap menentang konstitusi. Prabowo menerima kesepakatan karena diberi janji bakal disokong menjadi presiden pada Pemilu 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini isi perjanjian Batu Tulis satu dekade lebih silam:
Kesepakatan Bersama PDI Perjuangan atau PDIP dan Partai Gerindra dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia 2009-2014. Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden. Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.
2. Prabowo Subianto sebagai wakil presiden, jika terpilih, mendapat penugasan untuk mengendalikan program dan kebijakan kebangkitan ekonomi Indonesia yang berdasarkan asas berdiri di kaki sendiri, berdaulat di bidang politik, dan kepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial. Esensi kesepakatan ini akan disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri pada saat pengumuman pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden serta akan dituangkan lebih lanjut dalam produk hukum yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
3. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto bersama-sama membentuk kabinet. Berkaitan dengan penugasan pada butir dua di atas, Prabowo Subianto menentukan nama-nama menteri yang terkait. Menteri-menteri tersebut adalah Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan.
4. Pemerintah yang terbentuk akan mendukung program kerakyatan PDI Perjuangan dan delapan program aksi Partai Gerindra untuk kemakmuran rakyat.
5. Pendanaan pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ditanggung secara bersama-sama dengan persentase 50 persen dari pihak Megawati Soekarnoputri dan 50 persen dari pihak Prabowo Subianto.
6. Tim sukses pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 dibentuk bersama-sama melibatkan kader-kader PDI Perjuangan dan Partai Gerindra serta unsur-unsur masyarakat.
7. Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.
Sengkarut Perjanjian Batu Tulis Megawati - Prabowo
Prabowo pun pernah mengungkit Perjanjian Batu Tulis 2009 itu pada jelang Pilpres 2014 silam. Prabowo yang saat itu merupakan calon presiden dari Partai Gerindra merasa dikhianati karena partainya Megawati justru menetapkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden, bukan mendukung dia seperti yang tertara pada kesepakatan itu. Pilpres 2019 lalu, Megawati juga masih jadi rival politik Prabowo, dengan menunjuk Jokowi lagi.
Januari 2022 lalu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (IndoStrategic) A. Khoirul Umam memprediksi Prabowo Subianto dan Puan Maharani akan berkoalisi sebagai pasangan Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024. Menurut Umam, Pilpres 2024 menjadi kesempatan terakhir bagi Ketua Umum PDI Perjuangan itu untuk memenuhi janjinya sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Batu Tulis.
“Sebagai politisi senior, Megawati tentu sadar bahwa martabat seorang politisi salah satunya terletak pada aspek kepercayaan (trust),” kata Umam dalam pernyataan tertulisnya, Senin, 10 Januari 2022.
Kalau tak dengan Puan, Megawati pun bisa menyandingkan kadernya yang saat ini jadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk mendampingi Prabowo dan mendukungnya di Pilpres 2024. MenurutCEO Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai duet Ganjar – Prabowo sebagai pasangan Capres dan Cawapres berpeluang memenangkan Pilpres 2024.
“Ganjar-Prabowo itu masih realistis, rasional, dan ada peluang menangnya. Memang, dua tokoh ini potensial cukup kuat (memenangkan Pilpres 2024),” ujar Pangi dalam diskusi bertajuk, Menerka Strategi Koalisi Megawati, di Jakarta, Kamis, 24 Maret 2023.
Namun, Megawati tampaknya bakal mengkhianati Prabowo lagi. Ganjar yang sempat digadang-gadang jadi wakilnya Prabowo, justru oleh Megawati ditunjuk sebagai Capres pada Jumat, 21 April 2023. Mega mengaku telah berdiskusi dengan banyak pihak, termasuk Jokowi, sebelum memutuskan menunjuk Ganjar sebagai capres.
Di sisi lain, Jokowi mengungkapkan Prabowo berpeluang mendampingi Ganjar sebagai cawapres. “Yang cocok banyak. Ada Pak Erick, Pak Sandiaga Uno, Pak Mahfud MD, Pak Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Pak Airlangga,” kata Jokowi saat ditemui usai salat Idul Fitri di Solo, Sabtu, 22 April 2023. Saat ditanya nama lain, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Jokowi pun mengiyakan. “Nah iya, Pak Prabowo nanti juga segera saya ketemu,” kata Jokowi.
Menanggapi peluang sebagai cawapres Ganjar Pranowo, Prabowo menegaskan dirinya diusung oleh partainya sebagai capres. Dia menjelaskan, Partai Gerindra sudah cukup kuat menjagokannya sebagai capres. “Partai saya mencalonkan saya sebagai capres, dan partai saya agak kuat juga sekarang,” ucap Prabowo usai bertemu dengan Jokowi di kediaman Presiden, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Sabtu siang.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.