Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merilis video berjudul 'Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pendaftaran Pilkada 2024' di kanal Youtubenya pada Jumat kemarin, 30 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di videonya itu, Anies duduk dan memberi penjelasan dengan latar belakang lukisan Pangeran Diponegoro dan sebuah tongkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lukisan Pangeran Diponegoro itu mengingatkan publik saat Anies berziarah ke makam Pangeran Diponegoro di Jalan Pangeran Diponegoro, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada akhir September 2023.
Berdasarkan catatan Tempo, saat itu Anies mengatakan, sosok Pangeran Diponegoro adalah seorang pejuang keadilan. Menurutnya, Diponegoro selalu berada di depan dalam membela hak-hak rakyat yang terpinggirkan, terutama soal pajak dan penindasan terhadap rakyat kecil.
"Kami merasa bersyukur bisa berziarah ke sini. Dalam sejarah Indonesia dijelaskan bahwa akibat pemberontakan Pangeran Diponegoro, Belanda menjadi bangkrut dan akibat bangkrut muncul politik tanam paksa," kata Anies, dikutip Tempo, Ahad, 24 September 2023.
Akibat politik tanam paksa, lanjut Anies, kemudian muncul politik etis untuk membayar balik atas penindasan kejam yang dilakukan Belanda. Politik etis itulah yang menghasilkan anak-anak muda Indonesia yang terdidik.
"Lewat pendidikan itulah muncul gerakan politik modern yang berujung pada kemerdekaan. Jadi, kemerdekaan dulunya adalah Perang Jawa, Perang Diponegoro yang kita rasakan semua dampaknya sampai sekarang. Jadi, kami memberikan rasa hormat dan mudah-mudahan ini menjadi inspirasi buat perjuangan," tutur mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.
Relokasi makam
Pada saat itu pula, Anies mengatakan, sebaiknya lokasi makam Pangeran Diponegoro tetap berada di tempatnya dan tidak dipindahkan. Ia mengatakan, hal itu menanggapi adanya wacana pemindahan makam itu dari lokasinya sekarang di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tempatnya di sini, dan ini bagian dari sejarahnya. Memang, Pangeran Diponegoro berujung wafatnya di Makassar. Maka biarkan itu menjadi bagian dari sejarahnya. Memang tepat makamnya di sini," ujar dia menanggapi adanya wacana pemindahan makam Diponegoro.
Adapun Anies bersama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berziarah ke makam Pangeran Diponegoro didampingi oleh istrinya masing-masing beserta rombongan saat kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden atau Pilpres 2024.
Mereka disambut juru kunci sekaligus generasi kelima Pangeran Diponegoro, Raden Hamzah Diponegoro.
Anies kemudian menjelaskan alasannya berziarah ke makam Pangeran Diponegoro bersama Cak Imin. Menurut Anies, jejak langkah dan perjuangan Pangeran Diponegoro memberikan inspirasi bagi seluruh anak bangsa Indonesia.
"Pangeran Diponegoro ini adalah inspirasi perjuangan yang ketika beliau bergerak bukan hanya menggerakkan pasukannya, tapi juga seluruh rakyat tanah Jawa pada waktu itu, untuk memilih menjadi bagian dari gerakan perlawanan," ujar dia.
Anies diketahui pernah menerima Pusaka Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dari Pemerintah Belanda saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Penyerahan pusaka itu bersifat rahasia karena banyaknya kolektor yang memburu tongkat tersebut untuk disimpan secara pribadi.
Adapun Anies memberikan pernyataannya melalui kanal YouTube nya setelah dipastikan tak ikut dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024.
Dalam video berdurasi 14 menit tersebut, Anies mengomentari banyak hal, mulai dari penyesalan tak ikut pilkada, putusan Mahkamah Konstitusi (MK), gerakan masyarakat, hingga niat mendirikan partai politik.
MAULANI MULIANINGSIH | TEMPO