KEPALA Bulog Bustanil Arifin tam paknya tak ingin bicara lebih
jauh tentang penyelewengan besar-besdran yang terjadi dalam
Dolog Kaltim. "Selain sudah banyak dikemukakan oleh pers, soal
itu kini sudah di tangan Kejaksaan Agung", kata seorang anak
buah Bustanil pekan lalu kepada TEMPO.
Kejaksaan Agung memang tengah melancarkan pemblokiran uang di
bank dan penyegelan atas kekayaan bekas Ka Dolog Kaltim Budiadji
dan para stafnya. Koran Sinar Harapan 3 Desember lalu
memberitakan rumah milik Budiadji yang amat mewah di daerah elit
Simprug, Kebayoran- Lama dan sebuah di jalan Hang Lekir Terusan
II no. 16, Kebayoran Baru Jakarta, selain disegel oleh Kejaksaan
Agung, juga ikut disita oleh Bank Duta Ekonomi. Bank tersebut di
"luaran" dikenal sebagai bank-nya Bulog. Mengapa sampai bank
yang bernaung di bawah PT Berdikari jadi ikut menyita, katanya
disebabkan hutang Budiadji yang besar di bank tersebut.
Sementara itu beberapa rumah atas nama keluarga dekat Budiadji
di Jakarta kabarnya juga sudah disegel. Menurut sebuah sumber,
rumah yang ikut kena tindakan Kejaksaan Agung itu antara lain
ada di bilangan jalan Gatot Subroto, sebuah di Tomang Barat dan
sebuah lagi di Cilandak. Tapi penyegelan dan penyitaan yang
berlangsung sampai akhir pekan lalu itu, belum seberapa
dibandingkan dengan manipulasi yang berlangsung selama itu di
Dolog Kaltim. Angka Rp 6 milyar seperti diungkapkan Jaksa Agung
Ali Said (lihat TMPO 4 Desember) makin membesar lagi setelah
Lim Kim Fat, kepala cabang CV Utomo Abadi di Balikpapan,
ditahan. Sekalipun sudah ada larangan untuk menguasai pemasaran
di satu tangan, penyaluran beras untuk Kaltim selama itu
diserahkan monopolinya pada Minardi Utomo, ipar Lim yang jadi
pemilik CV itu. Minardi sendiri kabarnya masih dalam pengejaran.
Tapi ada yang bilang sudah ketangkap. Konon di tangan orang
itulah masih tersangkut uang Dolog dalam Jumlah milyaran.
Tak begitu jelas apakah PT Trinefo dan PT Satonas, punya
Budiadji di Jakarta, kena jaring Kejaksaan Agung. Tapi sebuah
salon kecantikan, Niniek Salon. di jalan Hang Tuah Kebayoran
Baru ikut pula disegel. Saham Budiadji sebesar Rp 10 juta di
Hotel Lamin Indah di Samarinda juga sudah diambil-alih. Selain
itu seluruh kekayaan PT Oryza Sativa Kaltim sejak 17 Nopember
lalu sudah diserahkan kepada Zainul Karim, Ka Dolog Kaltim yang
baru itu PT Oryza Sativa mulanya didirikan sebagai usaha Bulog
di bidang angkutan beras dan bahan pokok lainnya, di bawah Ir
Muslimin Nasution, kini Kepala Pengembangan di Bulog. Dan
Budiadji yang juga punya saham besar dalam PT Oryza Sativa
Kaltim, kemudian mengembangkan usaha itu di bidang biro
perjalanan, optik dan farmasi.
Budiadji seperti halnya juga bekas Dirut PT Krakatau Steel
Marjuni Warganegara, juga dikenal senang menggunakan pesawat
sendiri. Meskipun kantornya di Balikpapan, dia lebih sering
tinggal di Jakarta. Dia biasa berangkat ke Balikpapan
menggunakan pesawat jam 7 pagi lalu pulang ke Jakarta dengan
pesawat sore. Pernah suatu ketika sekitar empat bulan lalu,
Sekretaris Militer Presiden Letjen Tjokropranolo marah-marah
pada Budiadji. Soalnya, sewaktu orang dekat Presiden bersama
para pejabat Kaltim berkumpul di lapangan terbang Temindung di
Samarinda, Budiadji sempat bikin gara-gara. Ketika sebuah
helikopter sayup-sayup terdengar dari jauh, para pejabat ketika
itu sudah siap untuk menghormat kedatangan Presiden. Ternyata
yang turun dari heli bukan Presiden, tapi Budiadji, Kepala Dolog
Kaltim.
Budiadji memang dikenal sebagai anggota FASI (Federasi Aerosport
Indonesia) yang pandai mengemudikan pesawat bermesin satu. Ada
tiga pesawat kecil yang kabarnya miliknya, atau setidaknya
dicarter olehnya. Sebuah Cessna dengan nomor pesawat BK-SBR,
pesawat Sineca PK-SBA dan Cherokee Six PK-SBW, menurut sebuah
sumber di Balikpapan sering dikemudikan Budiadji. "Dan huruf B
yang terdapat dalam nomor pesawat itu adalah singkatan dari
Budiadji", kata sumber tersebut. Benar tidaknya tentu akan
terungkap pula akhirnya.
Tindakan sapu bersih atas Dolog Kaltim ini sebenarnya
mengejutkan juga. Selain dikenal sebagai "orang kuat" di Kaltim,
adalah Budiadji yang banyak perhatiannya pada urusan di luar
bidang resminya. Selain terkenal pandai menservis para pejabat
dari Pusat termasuk Ka Bulo, adalah bidan olahraga yang banyak
mendapat perhatiannya. "Dia penyumbang tetap FASI", kata seorang
anggota olahraga terbang itu. "Kini kas kami kehilangan Rp 1«
juta setiap bulan". Seorang pengurus KONI Kaltim mengakui,
"dialah cukong bonafide satu-satunya untuk PSSI Kaltim, hingga
berhasil keluar sebagai juara wilayah V bulan lalu". Lebih dari
itu, sebenarnya sang cukong sudah menjanjikan tiket
Balikpapan-Bangkok p.p. kepada PSSI Kaltim sebelum terjun di
arena PON. Kontan saja para pemain yang selama ini kabarnya
menerima honor tetap dari Dolog kini terkena lesu darah.
Bilyar
Yang bakal mengalami nasib serupa ialah: Bilyar, "Olahraga" bola
sodok ini baru saja mengalami kemajuan setelah kongres dan
kejuaraan nasional bulan April lalu di Samarinda. Untuk
membangkitkan permainan itu, puluhan juta uang Dolog Kaltim
kabarnya pegang peranan. "Undangan untuk menghadiri kongres saja
diantarkan dengan cara mengirim utusan ke seluruh Indonesia",
kata seorang pemain. Makka Malik, Kepala Sub Dolog di Samarinda
yang juga ditahan itu, terakhir adalah wakil ketua pengurus
besar Persatuan Bilyar Seluruh Indonesia. Dan kongres itu antara
lain memutuskan secara aklamasi untuk mencalonkan gubernur Wahab
Syahranie menjadi wakil presiden Federasi Bilyar se-Asia.
Akan halnya Makka Malik lain lagi ceritanya. Bekas Kasub Dolog
itu sering bicara soal agama. Di depan apel gabungan pegawai
negeri Samarinda setengah tahun lalu, dia menerima piagam
sebagai 'pegawai teladan' dari Bulog disertai hadiah Rp 100
ribu. Peristiwa 'penobatan' oleh Bulog itu tentu saja menarik.
Sebab sudah bukan rahasia lagi adalah Makka Malik yang dikenal
suka masuk kantor sekitar tengah hari, untuk kemudian main
catur. Maka banyak yang menyindirnya bukan sebagai pegawai
teladan, tapi "pegawai telatan" alias suka datang terlambat.
Yang agak dramatis dari 13 staf Dolog Kaltim yang ditahan itu
adalah Purwadhi. Akuntan Dolog itu sudah berniat naik haji tahun
ini. Bahkan sudah mengadakan selamatan segala. Tapi begitu mau
berangkat, team penyehatan sudah lebih dulu datang dan Purwadhi
dilarang meninggalkan tempat. Sedang Budiadji kabarnya sudah
bersiap-siap melarikan diri sehari sebelum ditangkap. Kabar ini
bermula pada perintah Budiadji agar mengisi bahan bakar penuh
untuk salah satu pesawatnya, dengan alssan akan bertolak ke
Samarinda. Niat itu tak kesampaian karena konon fihak pelabuhan
lapangan udara Sepinggan di Balikpapan tak bersedia
menandatangani pas jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini