Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Korupsi dolog (sambungan)

Kasus budiadji sudah ditangan kejaksaan agung. beberapa rumahnya disegel. senang menggunakan pesawat sendiri, menjadi donatur kegiatan olah raga. 13 staf dolog kalimantan timur telah ditahan. (nas)

11 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPALA Bulog Bustanil Arifin tam paknya tak ingin bicara lebih jauh tentang penyelewengan besar-besdran yang terjadi dalam Dolog Kaltim. "Selain sudah banyak dikemukakan oleh pers, soal itu kini sudah di tangan Kejaksaan Agung", kata seorang anak buah Bustanil pekan lalu kepada TEMPO. Kejaksaan Agung memang tengah melancarkan pemblokiran uang di bank dan penyegelan atas kekayaan bekas Ka Dolog Kaltim Budiadji dan para stafnya. Koran Sinar Harapan 3 Desember lalu memberitakan rumah milik Budiadji yang amat mewah di daerah elit Simprug, Kebayoran- Lama dan sebuah di jalan Hang Lekir Terusan II no. 16, Kebayoran Baru Jakarta, selain disegel oleh Kejaksaan Agung, juga ikut disita oleh Bank Duta Ekonomi. Bank tersebut di "luaran" dikenal sebagai bank-nya Bulog. Mengapa sampai bank yang bernaung di bawah PT Berdikari jadi ikut menyita, katanya disebabkan hutang Budiadji yang besar di bank tersebut. Sementara itu beberapa rumah atas nama keluarga dekat Budiadji di Jakarta kabarnya juga sudah disegel. Menurut sebuah sumber, rumah yang ikut kena tindakan Kejaksaan Agung itu antara lain ada di bilangan jalan Gatot Subroto, sebuah di Tomang Barat dan sebuah lagi di Cilandak. Tapi penyegelan dan penyitaan yang berlangsung sampai akhir pekan lalu itu, belum seberapa dibandingkan dengan manipulasi yang berlangsung selama itu di Dolog Kaltim. Angka Rp 6 milyar seperti diungkapkan Jaksa Agung Ali Said (lihat TMPO 4 Desember) makin membesar lagi setelah Lim Kim Fat, kepala cabang CV Utomo Abadi di Balikpapan, ditahan. Sekalipun sudah ada larangan untuk menguasai pemasaran di satu tangan, penyaluran beras untuk Kaltim selama itu diserahkan monopolinya pada Minardi Utomo, ipar Lim yang jadi pemilik CV itu. Minardi sendiri kabarnya masih dalam pengejaran. Tapi ada yang bilang sudah ketangkap. Konon di tangan orang itulah masih tersangkut uang Dolog dalam Jumlah milyaran. Tak begitu jelas apakah PT Trinefo dan PT Satonas, punya Budiadji di Jakarta, kena jaring Kejaksaan Agung. Tapi sebuah salon kecantikan, Niniek Salon. di jalan Hang Tuah Kebayoran Baru ikut pula disegel. Saham Budiadji sebesar Rp 10 juta di Hotel Lamin Indah di Samarinda juga sudah diambil-alih. Selain itu seluruh kekayaan PT Oryza Sativa Kaltim sejak 17 Nopember lalu sudah diserahkan kepada Zainul Karim, Ka Dolog Kaltim yang baru itu PT Oryza Sativa mulanya didirikan sebagai usaha Bulog di bidang angkutan beras dan bahan pokok lainnya, di bawah Ir Muslimin Nasution, kini Kepala Pengembangan di Bulog. Dan Budiadji yang juga punya saham besar dalam PT Oryza Sativa Kaltim, kemudian mengembangkan usaha itu di bidang biro perjalanan, optik dan farmasi. Budiadji seperti halnya juga bekas Dirut PT Krakatau Steel Marjuni Warganegara, juga dikenal senang menggunakan pesawat sendiri. Meskipun kantornya di Balikpapan, dia lebih sering tinggal di Jakarta. Dia biasa berangkat ke Balikpapan menggunakan pesawat jam 7 pagi lalu pulang ke Jakarta dengan pesawat sore. Pernah suatu ketika sekitar empat bulan lalu, Sekretaris Militer Presiden Letjen Tjokropranolo marah-marah pada Budiadji. Soalnya, sewaktu orang dekat Presiden bersama para pejabat Kaltim berkumpul di lapangan terbang Temindung di Samarinda, Budiadji sempat bikin gara-gara. Ketika sebuah helikopter sayup-sayup terdengar dari jauh, para pejabat ketika itu sudah siap untuk menghormat kedatangan Presiden. Ternyata yang turun dari heli bukan Presiden, tapi Budiadji, Kepala Dolog Kaltim. Budiadji memang dikenal sebagai anggota FASI (Federasi Aerosport Indonesia) yang pandai mengemudikan pesawat bermesin satu. Ada tiga pesawat kecil yang kabarnya miliknya, atau setidaknya dicarter olehnya. Sebuah Cessna dengan nomor pesawat BK-SBR, pesawat Sineca PK-SBA dan Cherokee Six PK-SBW, menurut sebuah sumber di Balikpapan sering dikemudikan Budiadji. "Dan huruf B yang terdapat dalam nomor pesawat itu adalah singkatan dari Budiadji", kata sumber tersebut. Benar tidaknya tentu akan terungkap pula akhirnya. Tindakan sapu bersih atas Dolog Kaltim ini sebenarnya mengejutkan juga. Selain dikenal sebagai "orang kuat" di Kaltim, adalah Budiadji yang banyak perhatiannya pada urusan di luar bidang resminya. Selain terkenal pandai menservis para pejabat dari Pusat termasuk Ka Bulo, adalah bidan olahraga yang banyak mendapat perhatiannya. "Dia penyumbang tetap FASI", kata seorang anggota olahraga terbang itu. "Kini kas kami kehilangan Rp 1« juta setiap bulan". Seorang pengurus KONI Kaltim mengakui, "dialah cukong bonafide satu-satunya untuk PSSI Kaltim, hingga berhasil keluar sebagai juara wilayah V bulan lalu". Lebih dari itu, sebenarnya sang cukong sudah menjanjikan tiket Balikpapan-Bangkok p.p. kepada PSSI Kaltim sebelum terjun di arena PON. Kontan saja para pemain yang selama ini kabarnya menerima honor tetap dari Dolog kini terkena lesu darah. Bilyar Yang bakal mengalami nasib serupa ialah: Bilyar, "Olahraga" bola sodok ini baru saja mengalami kemajuan setelah kongres dan kejuaraan nasional bulan April lalu di Samarinda. Untuk membangkitkan permainan itu, puluhan juta uang Dolog Kaltim kabarnya pegang peranan. "Undangan untuk menghadiri kongres saja diantarkan dengan cara mengirim utusan ke seluruh Indonesia", kata seorang pemain. Makka Malik, Kepala Sub Dolog di Samarinda yang juga ditahan itu, terakhir adalah wakil ketua pengurus besar Persatuan Bilyar Seluruh Indonesia. Dan kongres itu antara lain memutuskan secara aklamasi untuk mencalonkan gubernur Wahab Syahranie menjadi wakil presiden Federasi Bilyar se-Asia. Akan halnya Makka Malik lain lagi ceritanya. Bekas Kasub Dolog itu sering bicara soal agama. Di depan apel gabungan pegawai negeri Samarinda setengah tahun lalu, dia menerima piagam sebagai 'pegawai teladan' dari Bulog disertai hadiah Rp 100 ribu. Peristiwa 'penobatan' oleh Bulog itu tentu saja menarik. Sebab sudah bukan rahasia lagi adalah Makka Malik yang dikenal suka masuk kantor sekitar tengah hari, untuk kemudian main catur. Maka banyak yang menyindirnya bukan sebagai pegawai teladan, tapi "pegawai telatan" alias suka datang terlambat. Yang agak dramatis dari 13 staf Dolog Kaltim yang ditahan itu adalah Purwadhi. Akuntan Dolog itu sudah berniat naik haji tahun ini. Bahkan sudah mengadakan selamatan segala. Tapi begitu mau berangkat, team penyehatan sudah lebih dulu datang dan Purwadhi dilarang meninggalkan tempat. Sedang Budiadji kabarnya sudah bersiap-siap melarikan diri sehari sebelum ditangkap. Kabar ini bermula pada perintah Budiadji agar mengisi bahan bakar penuh untuk salah satu pesawatnya, dengan alssan akan bertolak ke Samarinda. Niat itu tak kesampaian karena konon fihak pelabuhan lapangan udara Sepinggan di Balikpapan tak bersedia menandatangani pas jalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus