SELAMA empat hari, sampai Sabtu pekan lalu, gedung Ahmad Yani di Jalan Tidar, Magelang, Jawa Tengah mirip barak militer. Di mana-mana terliha anak muda berpakaian hijau atau loren-loreng. Mereka, sekitar 800 orang, adalah para utusan dari 26 perwakilan daerah (provinsi) yang sedang mengikuti Musyawarah Nasional ke-3 FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia). Munas organisasi yang menghimpun putra-putri ABRI yang sudah pensiun maupun masih aktif dibuka oleh Pangab Jenderal L.B. Moerdani, pembina utamanya. Nama FKPPI belakangan melejit dan makin diperhitungan dalam percaturan polltlk, setelah sejumlah tokohnya mendominasi Kongres KNPI di Jakarta, dua pekan lalu. Didiet Haryadi Priyohutomo, salah seorang tokohnya, kemudian memang terpilih sebagai Ketua Umum KNPI 1987-1990. Organisasi yang muda usia itu -- berdiri September 1978 -- memang memiliki potensi besar untuk berkembang. Anggota potensialnya ditaksir ada 670.000. Karena organisasi ini menggunakan stelsel aktif, yang diakui sebagai anggota sekarang adalah yang mendaftarkan diri, sekitar 200.000. Sebenarnya, bukan jumlah anggota yang membuat organisasi "anak-anak kolong" ini cepat menonjol, tapi tokoh-tokoh yang bergabung di sana. Yang terpilih dalam Munas, misalnya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan adalah Bambang Triatmodjo, putra Presiden Soeharto, dan wakilnya Ponco Sutowo, pengusaha muda, putra bekas Direktur Utama Pertamina, Letjen Ibnu Sutowo. Adiguna Sutowo, adik Ponco, terpilih sebagai bendahara. Ketua Umum yang lama, Djoko Moersito Hoemardani, putra Almarhum Jenderal Soedjono Hoemardani, digantikan oleh Ir. Indra Bambang Utoyo. Indra, 33 tahun, adalah putra Almarhum Kolonel Bambang Utoyo, yang pernah ditunjuk menjabat KSAD pada 1955. Alumni ITB tahun 1978 itu dalam kepengurusan sebelumnya menduduki salah satu kursi bendahara. Berbagai jabatan lain juga dipegangnya. Di DPP KNPI dia jadi salah seorang ketua, di samping di daerahnya sendiri, Palembang, Indra menjabat Ketua Umum AMPI Sumatera Selatan. Melalui jalur organisasi pemuda Golkar itu, Indra terpilih sebagai anggota DPR. Dalam pemilihan ketua umum, Indra memperoleh 23 suara, sedang saingan terdekatnya, Bambang Yoga Soegomo dan Tubagus Haryono, masing-masing memperoleh 10 suara. Bambang dan Tubagus kemudian menjadi ketua I dan ketua II. "Dalam periode kepengurusan ini kami akan memprioritaskan usaha mengkonsolidasikan organisasi," kata Indra. Setelah Didiet menjadi ketua umum KNPI, menurut Indra, kehadiran FKPPI diperhitungkan orang. Karena itu, organisasi perlu lebih mantap. Selain itu, pengkaderan akan ditingkatkan. Bentuk pengkaderan juga akan diubah. "Agar kader FKPPI siap ditempatkan di mana-mana," katanya. Kini ada 81 anggota FKPPI yang duduk di lembaga legislatif, 12 di antaranya di DPR/MPR, sedang selebihnya di DPRD. Selain itu, ada pula dua orang yang menduduki jabatan bupati. Satu di Provinsi Riau dan satu di Sulawesi Selatan. Kalau mau dihitung, banyak pula anggota FKPPI yang berada di kalangan ABRI. Letjen Soegiarto, Kasospol ABRI, misalnya, adalah anggota. Di Munas memang sempat muncul ide untuk membuat batasan umur bagi anggota. Tapi akhirnya suara itu kalah dengan ditetapkannya: tidak ada pembatasan usia untuk menjadi anggota FKPPI. "Sampai usia 70 tahun pun, kalau dia anak purnawirawan ABRI, ya tetap anggota FKPPI," kata Harris Ali Moerfi, putra sulung Almarhum Letjen Ali Moertopo. Amran Nasution (Jakarta), Aries Margono (Semarang)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini