MANGILANG bukanlah sebuah desa istimewa, dibanding desa (negari)
lain di kawasan Sumatera Barat. Meski begitu bulan lalu nama
desa itu tampil juga sebagai juara propinsi. Dan Selasa 2 pekan
yang silam pemuka desa menerima tropy bergilir sebagai juara
umum dari Gubernur Harun Zain.
Gelar juara kali ini bukanlah hasil penilaian dari lomba tradisi
Agustusan yang bersifat nasional itu. Yang satu ini berbau lokal
dalam rangkaian menggalakkan semacam bank kecil di negari-negari
yang di sini kesohor dengan nama Lumbung Pitih Negari (LPN).
Mengapa Mangilang? "Anggotanya paling disiplin. Administrasi
lancar dan target tercapai", jawab drs. Norizon orang kantor
gubernur yang ikut dalam staf pembina proyek itu.
Candak Kulak
Selain kesohor sebagai petani penghasil gambir, sebagian
penduduk Mangilang yang cuma 2475 orang juga dikenal sebagai
pedagang kecil-kecilan. Dan ini makin dikembangkan dengan adanya
pasar lokal di Mangilang kabupaten Payakumbuh yang termasuk
ramai di seluruh kecamatan Pangkalan Koto Baru. Di sini memang
banyak terdapat pedagang kecil yang tentu saja lemah dalam soal
modal. Dan meski belum seluruhnya jadi anggota LPN, kurang lebih
120 orang di antaranya sudah memanfaatkan jasa-jasa LPN.
Ternyata usaha dagangan mereka berhasil baik. Dan lagi pinjaman
liwat LPN telah dikemnbalikan dengan lancar. Jumlah uang yang
sudah beredar di antara anggota mencapai Rp 11 juta lebih
seperti keadaannya bulan Nopember lalu.
Seperti juga LPN yang lain modal pertama diterima dari Pemda
propinsi masing-masingnya sebanyak Rp 500.000. Nyaris semacam
koperasi simpan pinjam modal itu diputar di tengah anggota.
Mula-mula pinjaman berkisar antara Rp 5 sampai Rp 30 ribu. Tapi
belakangan ini makin membengkak dengan berkembangnya usaha
simpan pinjam LPN. Dan modal tambah menaik tiap tahun. "Dari
bunga uang saja sudah terkumpul lebih Rp 1 juta", kata Ketua LPN
Kh. Dt. Mangkuto Marajo kepada TEMPO.
LPN Mangilang didirikan sejak bulan Juni tahun 1974. Beroperasi
di tengah anggotanya baru sejak 13 Juli tahun yang sama. Dan
bulan Nopember silam modal pemerintah tingkat I yang tanpa bunga
itu sudah dikembalikan. "Pengembalian modal Pemda yang lancar
itu, turut dinilai", kata Norizon dari kantor gubernur.
Seperti juga koperasi LPN didirikan mula-mula dengan uang
pangkal sebanyak Rp 500. Dengan itu resmilah warganya jadi
anggota. Kemudian dari tiap pinjaman yang diberikan para anggota
diwajibkan melakukan simpanan wajib 10 persen dari jumlah
pinjaman. Tapi bunga pinjaman juga termasuk tinggi, yaitu
sekitar 10 persen. Walhasil yang diterima peminjam cuma 80
persen dari jumlah keseluruhan. Namun rupanya keadaan
perdagangan kecil dengan keuntungan yang besar dan pula
dimungkinkan oleh desa Mangilang yang terletak jauh dari kota,
menjadikan pinjaman pulang secara lancar. Tentu saja LPN jadi
makin berkembang. Meski begitu memang belum seluruh pedagang
bisa ditampung jadi anggota. "Tergantung dari kenaikan modal",
begitu kata Kepala Desanya.
Masalah itu bukan cuma terdengar di Mangilang yang nyaris 300 Km
dari Padang. Misalnya bulan lalu di forum Dewan propinsi anggota
Moh. Zahar ada menanya pihak eksekutip, tentang keterbatasan
itu. Gubernur menjawab sama dengan jawab kepala desa. Tergantung
modal dan sama saja jika semua berkembang pesat, suatu ketika
semua pedagang bakal bisa dibantu. Itu pula sebabnya gubernur
Harun Zain liwat Irjenbang Sukasah Somawijaya wanti-wanti
berpesan agar kredit candakkulak yang diintrodusir kepala negara
itu bisa disalurkan liwat LPN, setidaknya di propinsi itu. Titip
pesan macam itu disampaikan gubernur awal bulan Desember yang
silam ketika Irjenbang meninjau propinsi Sumatera Barat.
Membangkitkan
Desa Mangilang yang terletak kurang lebih 50 Km di sebelah
timur Payakumbuh memang bisa terangsang dengan kebolehannya di
bidang LPN tadi. Pemuka-pemuka desa ada bertekad akan mencoba
membangkitkan kegiatan pembangunan pedesaan lebih lancar. "Desa
itu sebenarnya giat dalam kegiatan pembangunan. Bangunan
pemerintahan seperti Inpres SD, Puskesmas dan semacamnya
berjalan lancar", kata seorang pejabat Kabupaten 50 Kota kepada
TEMPO.
Selain menerima tropy pengurus LPN Mangilang juga menerima macam
hadiah. Antaranya uang kontan Rp 200 ribu dan tentu saja piagam
penghargaan. Peristiwa itu tak syak lagi kelak akan mendorong
pertumbuhan Mangilang sebagai desa yang mampu berlomba di
kejuaraan Agustusan. "Mudah-mudahan tahun depan kita, bisa juara
semua", kata pemuka desanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini