Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Lumbung pitih si juara

Desa mangilang di kabupaten 50 kota, payakumbuh, sumatera barat, juara tingkat propinsi dalam rangkaian menggalakkan semacam bank kecil/lumbung pitih negari dan menerima tropy bergilir dari gubernur.

25 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MANGILANG bukanlah sebuah desa istimewa, dibanding desa (negari) lain di kawasan Sumatera Barat. Meski begitu bulan lalu nama desa itu tampil juga sebagai juara propinsi. Dan Selasa 2 pekan yang silam pemuka desa menerima tropy bergilir sebagai juara umum dari Gubernur Harun Zain. Gelar juara kali ini bukanlah hasil penilaian dari lomba tradisi Agustusan yang bersifat nasional itu. Yang satu ini berbau lokal dalam rangkaian menggalakkan semacam bank kecil di negari-negari yang di sini kesohor dengan nama Lumbung Pitih Negari (LPN). Mengapa Mangilang? "Anggotanya paling disiplin. Administrasi lancar dan target tercapai", jawab drs. Norizon orang kantor gubernur yang ikut dalam staf pembina proyek itu. Candak Kulak Selain kesohor sebagai petani penghasil gambir, sebagian penduduk Mangilang yang cuma 2475 orang juga dikenal sebagai pedagang kecil-kecilan. Dan ini makin dikembangkan dengan adanya pasar lokal di Mangilang kabupaten Payakumbuh yang termasuk ramai di seluruh kecamatan Pangkalan Koto Baru. Di sini memang banyak terdapat pedagang kecil yang tentu saja lemah dalam soal modal. Dan meski belum seluruhnya jadi anggota LPN, kurang lebih 120 orang di antaranya sudah memanfaatkan jasa-jasa LPN. Ternyata usaha dagangan mereka berhasil baik. Dan lagi pinjaman liwat LPN telah dikemnbalikan dengan lancar. Jumlah uang yang sudah beredar di antara anggota mencapai Rp 11 juta lebih seperti keadaannya bulan Nopember lalu. Seperti juga LPN yang lain modal pertama diterima dari Pemda propinsi masing-masingnya sebanyak Rp 500.000. Nyaris semacam koperasi simpan pinjam modal itu diputar di tengah anggota. Mula-mula pinjaman berkisar antara Rp 5 sampai Rp 30 ribu. Tapi belakangan ini makin membengkak dengan berkembangnya usaha simpan pinjam LPN. Dan modal tambah menaik tiap tahun. "Dari bunga uang saja sudah terkumpul lebih Rp 1 juta", kata Ketua LPN Kh. Dt. Mangkuto Marajo kepada TEMPO. LPN Mangilang didirikan sejak bulan Juni tahun 1974. Beroperasi di tengah anggotanya baru sejak 13 Juli tahun yang sama. Dan bulan Nopember silam modal pemerintah tingkat I yang tanpa bunga itu sudah dikembalikan. "Pengembalian modal Pemda yang lancar itu, turut dinilai", kata Norizon dari kantor gubernur. Seperti juga koperasi LPN didirikan mula-mula dengan uang pangkal sebanyak Rp 500. Dengan itu resmilah warganya jadi anggota. Kemudian dari tiap pinjaman yang diberikan para anggota diwajibkan melakukan simpanan wajib 10 persen dari jumlah pinjaman. Tapi bunga pinjaman juga termasuk tinggi, yaitu sekitar 10 persen. Walhasil yang diterima peminjam cuma 80 persen dari jumlah keseluruhan. Namun rupanya keadaan perdagangan kecil dengan keuntungan yang besar dan pula dimungkinkan oleh desa Mangilang yang terletak jauh dari kota, menjadikan pinjaman pulang secara lancar. Tentu saja LPN jadi makin berkembang. Meski begitu memang belum seluruh pedagang bisa ditampung jadi anggota. "Tergantung dari kenaikan modal", begitu kata Kepala Desanya. Masalah itu bukan cuma terdengar di Mangilang yang nyaris 300 Km dari Padang. Misalnya bulan lalu di forum Dewan propinsi anggota Moh. Zahar ada menanya pihak eksekutip, tentang keterbatasan itu. Gubernur menjawab sama dengan jawab kepala desa. Tergantung modal dan sama saja jika semua berkembang pesat, suatu ketika semua pedagang bakal bisa dibantu. Itu pula sebabnya gubernur Harun Zain liwat Irjenbang Sukasah Somawijaya wanti-wanti berpesan agar kredit candakkulak yang diintrodusir kepala negara itu bisa disalurkan liwat LPN, setidaknya di propinsi itu. Titip pesan macam itu disampaikan gubernur awal bulan Desember yang silam ketika Irjenbang meninjau propinsi Sumatera Barat. Membangkitkan Desa Mangilang yang terletak kurang lebih 50 Km di sebelah timur Payakumbuh memang bisa terangsang dengan kebolehannya di bidang LPN tadi. Pemuka-pemuka desa ada bertekad akan mencoba membangkitkan kegiatan pembangunan pedesaan lebih lancar. "Desa itu sebenarnya giat dalam kegiatan pembangunan. Bangunan pemerintahan seperti Inpres SD, Puskesmas dan semacamnya berjalan lancar", kata seorang pejabat Kabupaten 50 Kota kepada TEMPO. Selain menerima tropy pengurus LPN Mangilang juga menerima macam hadiah. Antaranya uang kontan Rp 200 ribu dan tentu saja piagam penghargaan. Peristiwa itu tak syak lagi kelak akan mendorong pertumbuhan Mangilang sebagai desa yang mampu berlomba di kejuaraan Agustusan. "Mudah-mudahan tahun depan kita, bisa juara semua", kata pemuka desanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus