Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Mahasiswa ITB Buat Konsep Sistem Drainase Berkelanjutan di IKN Nusantara, Begini Cara Kerjanya

Berkat ide ini, tim mahasiswa ITB meraih juara pertama padakompetisi ITB-BTHF Hackathon 2023.

17 Desember 2023 | 16.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim BlueFlow Pioners menuangkan idenya mengenai penerapan Sustainable Urban Drainage System (SUDS) untuk mengatasi tantangan pasokan air bersih yang berkelanjutan di IKN. Dok. ITB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung atau ITB yang tergabung dalam Tim BlueFlow Pioners memberikan usulan ide mengenai penerapan Sustainable Urban Drainage System (SUDS) untuk mengatasi tantangan pasokan air bersih yang berkelanjutan di IKN Nusantara. Ide inovasi itu disampaikan dalam kompetisi ITB-BTHF Hackathon 2023.

Konsep sistem drainase berkelanjutan itu dilatarbelakangi oleh kebijakan ibu kota negara yang akan segera dipindahkan ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Salah satu anggota tim, yakni Raihan Firdaus, mahasiswa prodi Perencanaan Wilayah dan Kota mengatakan pemindahan ibu kota ini dapat membuat tantangan baru, diantaranya mengenai ketersediaan air bersih di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pemindahan ini memunculkan tantangan baru, salah satunya mengenai kebutuhan air bersih di IKN. Selain itu, potensi banjir dan kekeringan juga membayangi kawasan ini,” kata Raihan dilansir dari laman ITB, Sabtu , 17 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota lainnya, Rifaldi Aji Sarifudin dari prodi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air mengatakan inovasi ini tujuannya adalah meningkatkan ketersediaan air bersih dengan mengumpulkan air hujan ke dalam sistem drainase alami. “Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan air bersih dengan mengumpulkan air hujan ke dalam sistem drainase alami dan menggunakannya sebagai sumber air alternatif,” ujarnya.

Selain itu, menurut Rifaldi, inovasi ini diarahkan untuk mencapai target Global Sustainable Development Goals (SDGs) 6.4.2 dalam mengatasi kelangkaan air dan mengurangi jumlah orang yang mengalami kelangkaan air. Konsep yang dibawakan adalah mengintegrasikan sistem masterplan induk dari kawasan perkotaan di IKN yang telah termaktub dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2022.

SUDS yang dirancang ini sejalan dengan salah satu rencana yang ada di Perpres terkait. “Pembangunan perkotaan harus menghasilkan zero delta Q atau nol limpasan permukaan air. Hal ini dapat diwujudkan dengan penampungan drainase secara terpusat di suatu tampungan atau lowland,” kata Rifaldi.

Ketua tim, Lia Dahlia menjelaskan air hujan yang telah ditampung di daerah cekungan selanjutnya akan dilakukan pengolahan air sehingga dapat digunakan untuk menyuplai kebutuhan domestik maupun non-domestik. “Dari simulasi yang dilakukan, reliability dari setiap tampungan dalam memenuhi kebutuhan air cukup tinggi dengan rata-rata lebih dari 50 persen," kata Lia.

Percobaan itu pun menggambarkan bahwa pemanfaatan lowland dapat membantu beban pemerintah dalam pemenuhan air melalui Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM). "Namun teknologi pengolahan air di Indonesia masih tergolong mahal,” kata Lia.

Lia berharap studi yang telah dilakukan nantinya dapat dipertimbangkan oleh pemangku kebijakan dan bisa diterapkan. Mereka juga ingin terlibat dalam proses perencanaan jika dilakukan kajian lebih lanjut.

Berkat ide ini, tim mahasiswa ITB meraih juara pertama padakompetisi ITB-BTHF Hackathon 2023. Mereka pun akan terlibat dalam acara World Water Forum 10th di Bali pada Mei 2024 dan ikut serta dalam peninjauan langsung ke IKN.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus