Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengangkat kartu hitam dalam sidang terbuka laporan pertanggungjawaban Rektor UI pada pagi ini, Senin, 13 Mei 2024 di Balai Sidang UI. Mereka menuntut Rektor UI, Ari Kuncoro untuk menyelesaikan kasus-kasus yang hingga kini masih belum bisa teratasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM UI, Verrel Uziel menyampaikan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh perwakilan mahasiswa yang masuk secara diam-diam dan hadir di sidang tersebut. Sebenarnya, pada acara yang diselenggarakan oleh Majelis Wali Amanat atau MWA UI itu, hanya Ketua BEM UI Verrel yang diundang oleh kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemudian di akhir acara memang kami melakukan suatu aksi simbolik bahwa kami memberikan kartu hitam kepada Pak Rektor," kata Verrel ketika dihubungi Senin.
Verrel mengatakan makna dari kartu hitam itu bukan lagi seperti kartu kuning sebagai peringatan atau kartu merah sebagai suatu hukuman terakhir. "Hitam itu sudah puncaknya kalau bagi kami, sudah cukup lah Pak Ari Kuncoro dengan segala masalah yang tidak dia selesaikan, dengan segala bobroknya UI yang tidak bisa kemudian dicarikan solusinya," ujarnya.
Maka, menurut Verrel, mereka sebetulnya sudah tidak menginginkan Ari Kuncoro menjabat sebagai Rektor UI. Bukan tanpa alasan, sebab menurut pengakuan aliansi BEM se-UI yang menolak LPJ sang rektor, segala prestasi yang dilampirkan tersebut semu dan omong kosong.
"Kalau memang tidak ada itikad baik dari beliau, setidaknya sesederhana menemui kami, di samping memang kami menuntut segala permasalahan ini bisa diselesaikan," kata Verrel.
Berdasarkan unggahan Instagram Story Verrel, beberapa mahasiswa yang protes dengan mengacungkan kartu hitam kepada rektor langsung diamankan dan dikeluarkan secara paksa. Pada akhirnya, pihak kampus membatasi ruang kebebasan mereka dengan penertiban tersebut.
"Kemudian kalau dari rektorat, khususnya Rektor Ari Kuncoro, itu hanya terpaku saja melihat kami. Kemudian setelah acara, yang bersangkutan itu langsung kabur lewat pintu belakang Balai Sidang," kata Verrel.
Adapun para mahasiswa dari aliansi BEM se-UI sempat mencoba mengejar rektor UI menggunakan motor. Namun, mereka kehilangan jejak Ari Kuncoro yang bergegas pergi dengan mobilnya, "Jadi ya, hilanglah kesempatan kami untuk berjumpa dengan sosok rektor yang sangat langka untuk ditemui," ujarnya.