Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siswa SMK Negeri 2 Salatiga telah menghasilkan produk yang dapat digunakan masyarakat secara luas. Mereka membuat kursi kereta yang kini telah dimanfaatkan oleh PT INKA untuk kursi penumpang dalam kereta api eksekutif hingga luxury.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sampai saat ini, kami sudah membuat dua tipe kursi kereta untuk kelas eksekutif. Untuk tipe yang terbaru sudah dipasang di gerbong kereta Taksaka yang beberapa waktu lalu itu sedang diuji coba,” kata guru SMKN 2 Salatiga Sartono dalam keterangannya dari laman Ditjen Vokasi Kemendkbud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sartono, pembuatan kursi kereta api untuk kelas eksekutif model terbaru tersebut hampir 100 persen merupakan karya bangsa sendiri, mulai dari desain, material yang digunakan hingga pengerjaan yang dilakukan murni oleh anak-anak SMK. “Hanya tinggal dua komponen saja yang masih impor, sisanya sudah buatan dalam negeri semua,” ujarnya.
Dalam pembuatan kursi kereta api ini, siswa SMKN 2 Salatiga berkolaborasi dengan satu politeknik, tiga SMK lain dan industri D’Tech Engineering yang berperan sebagai supervisi, desain dan penanggung jawab risiko. Sedikit berbeda dengan kursi kereta api yang dirancang sebelumnya, kursi kereta kelas eksekutif ini dirancang dengan sandaran kursi yang lebih panjang sehingga lebih nyaman. Kursi kereta juga dilengkapi dengan soket untuk beberapa keperluan seperti mengisi daya pada ponsel dan sebagainya.
“Selalu ada inovasi baru yang ditawarkan dan dihasilkan oleh para pelajar SMK, khususnya di SMKN 2 Salatiga,” ujar Sartono.
Saat ini, kursi kereta api karya pelajar SMK itu sudah digunakan oleh PT INKA dengan nilai proyek yang terus bertambah setiap tahunnya. Menurut Sartono, hal tersebut membuktikan kepercayaan dan kepuasaan PT INKA atas produk karya pelajar SMK tersebut.
Pada 2022, nilai proyek pembuatan kursi kereta ini mencapai Rp 2,5 miliar. Tahun ini, PT INKA telah memesan kembali kursi tersebut sebanyak 1.400 untuk kereta eksekutif dan dan 100 unit untuk kursi kereta luxury dengan nilai proyek Rp 20 miliar.
Untuk kursi luxury tersebut menjadi kursi luxury revolving pertama buatan Indonesia yang sudah digunakan pada kereta New Argo Dwipangga, New Argo Lawu dan Taksaka. “Untuk proyek selanjutnya pada tahun 2024-2025 kolaborasi akan akan mencapai angka 80 miliar rupiah dengan potensi proyek kenaikan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) kereta api,” kata Sartono.
Pada pembukaan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan saat ini satuan pendidikan vokasi, termasuk SMK-SMK di Indonesia sudah tidak lagi mengenal kerja sama yang hanya MoU. Kini kerja sama dengan industri pada satuan pendidikan vokasi dilakukan dengan keterlibatan langsung industri dalam teaching factory maupun project based learning di sekolah maupun di perguruan tinggi vokasi.
Selain kolaborasi PT INKA dengan sejumlah SMK dan politeknik, Nadiem melaporkan bukti keberhasilan lainnya adalah kolaborasi industri dengan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember. Kolaborasi tersebut telah mengembangkan teaching factory tambak udang. Laba bersih dari kegiatan teaching factory bersama industri di salah satu SMK Pusat Keunggulan di Jawa Timur tersebut telah mencapai Rp 1,2 miliar per tahunnya serta hasil tambak tersebut juga berguna untuk memenuhi pasar ekspor.
Pilihan Editor: Cerita Guru dan Siswa SMK di Tulung Selapan Ciptakan Prototipe Kapal Penjaring Sampah Plastik