Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Perintah Lurah Meminang Khofifah

Para calon presiden melobi Khofifah Indar Parawansa untuk menjadi pendamping. Demi suara nahdliyin dan menguasai Jawa Timur.

26 Februari 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa disambut siswa SMP saat berkunjung ke Kampung Maibo, Sorong, Papua Barat Daya, 26 Januari 2023. Antara/Olha Mulalinda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Prabowo Subianto berminat menjadikan Khofifah Indar Parawansa sebagai calon wakil presiden.

  • Kubu Anies Baswedan juga menjalin komunikasi dengan Khofifah.

  • Keputusan Khofifah bergantung pada Presiden Jokowi.

BERTEMAN bakso dan tahu campur, Prabowo Subianto menjamu Khofifah Indar Parawansa di Restoran de Soematra, Surabaya, pada Senin, 13 Februari lalu. Ketua Umum Partai Gerindra itu menyampaikan rencananya maju dalam pemilihan presiden 2024. Prabowo juga mengutarakan niatnya menggandeng Gubernur Jawa Timur itu sebagai calon wakil presiden.

Dalam diskusi yang berlangsung lebih dari satu jam itu, Prabowo memuji Khofifah yang dianggapnya punya kualitas kepemimpinan berskala nasional. Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu tak membantah ada pembicaraan tentang Pemilihan Umum 2024. “Pada saatnya akan kami bahas,” kata Prabowo seusai makan malam itu.

Dua narasumber yang dekat dengan Prabowo Subianto dan Khofifah bercerita, Menteri Pertahanan itu menjelaskan alasan memilih Khofifah. Salah satunya arahan dari Presiden Joko Widodo sewaktu Prabowo beranjangsana ke Gedung Agung, Yogyakarta, Lebaran tahun lalu. Saat itu Jokowi menganjurkan Prabowo memilih kader Nahdlatul Ulama sebagai calon wakil presiden.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertemuan Prabowo Subianto dan Khiofifah Indar Parawansa, di Restoran de Soematra, Surabaya, 13 Februari 2023. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Itulah sebabnya Prabowo menemui Khofifah di rumah dinas gubernur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada awal Mei 2022. Nama perempuan 57 tahun itu juga paling sering disebut oleh para kiai yang ditemui Prabowo saat bersafari ke sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur.

Khofifah Indar Parawansa menimbang penjelasan Prabowo tentang rencana Pemilu 2024. Dua orang dekat Prabowo dan Khofifah yang mengetahui diskusi di Restoran de Soematra bercerita, bekas Menteri Sosial itu menyampaikan bahwa ia bukan kader partai politik. Khofifah juga mengungkapkan tak punya logistik yang cukup untuk maju sebagai calon wakil presiden.

Menurut narasumber yang sama, Prabowo meminta Khofifah tak perlu risau soal dukungan partai politik dan pendanaan. Prabowo meyakinkan bahwa tiket dan logistik telah siap. Mengikuti saran Jokowi, Gerindra telah berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Dua partai itu membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Baca: Siapa Calon Presiden yang Didukung Jokowi

Kongsi itu menguasai 136 kursi Dewan Perwakilan Rakyat dan memenuhi ambang batas pencalonan presiden, yaitu 115 kursi DPR. Orang dekatnya bercerita, Prabowo pernah bilang kepada salah satu kolega di kabinet bahwa ia punya modal cukup untuk Pemilu 2024. Prabowo waktu itu merespons saran sejawatnya agar berpasangan dengan menteri yang menjadi pengusaha.

Ketua Gerindra Andre Rosiade mengatakan pertemuan antara Prabowo dan Khofifah di Surabaya merupakan ajang silaturahmi. Andre menyebutkan pertemuan dua tokoh itu untuk berkoordinasi soal program pemerintah. “Urusan calon presiden dan wakilnya akan dibahas di koalisi bersama PKB,” ucap Andre.

Khofifah dinilai punya modal elektoral yang penting. Dia memimpin Muslimat NU, badan otonom Nahdlatul Ulama, sejak tahun 2000. Anggota organisasi itu diperkirakan lebih dari 30 juta orang. Khofifah juga memimpin provinsi dengan jumlah pemilih terbesar kedua setelah Jawa Barat.

Survei Saiful Mujani and Research Consulting pada Desember 2022 menempatkan elektabilitas Khofifah di peringkat ketiga dari lima kader NU yang berpotensi menjadi calon presiden. Tingkat keterpilihan Khofifah mencapai 15,4 persen, hanya kalah oleh Muhaimin Iskandar yang mendapat 18,2 persen dan Mahfud Md. sebesar 18 persen.

Prabowo menerima saran dari sejumlah kelompok agar meminang Khofifah. Seorang politikus Gerindra menyebutkan ketua umumnya sudah berdiskusi dengan pemimpin sejumlah lembaga survei. Salah satunya Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

Narasumber yang sama mengatakan lembaga survei merinci figur seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Khofifah berpotensi membantu Prabowo memenangi pemilu. Dimintai tanggapan pada Sabtu, 25 Februari lalu, Yunarto membenarkan pernah berjumpa dengan Prabowo. “Saya tak membahas survei karena baru berkenalan,” ujarnya.

Nama Khofifah juga datang ke Prabowo dari para kiai di Jawa Timur. Sejak pertengahan tahun lalu, Prabowo rutin menyambangi sejumlah pondok pesantren. Hasib Wahab Chasbullah, pengasuh Pesantren Bahrul Ulum di Tambakberas, Jawa Timur, adalah salah satu ulama yang mengusulkan Prabowo berduet dengan Khofifah. “Insya Allah pas,” tuturnya.

Prabowo kembali berjumpa dengan para kiai di Restoran de Soematra pada 26 Desember 2022. Ulama yang hadir antara lain Ketua NU Jawa Timur Marzuki Mustamar dan pengasuh Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Ali Masyhuri. Pertemuan itu berlangsung selama hampir lima jam dengan suguhan nasi campur dan jajanan tradisional.

Ali Masyhuri bercerita, dalam persamuhan itu Prabowo menjelaskan visinya mengenai perekonomian dan pertanian. Ali menyebutkan rencana yang akan dikerjakan Prabowo jika memenangi pemilihan presiden sangat realistis. Para kiai menanyakan rencana Prabowo menjadi calon presiden dan komitmennya menggandeng nahdliyin sebagai wakilnya.

Adapun Marzuki Mustamar mengatakan bahwa Prabowo memastikan akan berpasangan dengan kader NU. Tapi persoalan itu akan dibahas bersama Partai Kebangkitan Bangsa. “RI-2 harus kader NU dan bukan lain-lain,” kata Marzuki menirukan ucapan Prabowo.

Wakil Ketua Umum Gerindra Irfan Yusuf Hakim, yang turut dalam pertemuan itu, mengatakan Prabowo meminta restu dari para kiai. Dia menyatakan ada beberapa saran dari ulama mengenai figur pendamping Prabowo dan tak menampik adanya nama Khofifah.

“Pak Prabowo matur ke kiai kalau Gerindra sudah bersepakat dengan PKB sehingga nama yang diajukan harus dibahas bersama-sama,” ucap Irfan, yang juga pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, saat dihubungi pada Kamis, 23 Februari lalu. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani pun membenarkan adanya pertanyaan para kiai mengenai peluang Khofifah mendampingi Prabowo.

Baca: Skenario Jokowi untuk Pemilu 2024

Khofifah belum bersikap mengenai pemilihan presiden 2024. Dia pernah bercerita kepada orang dekatnya beberapa hari setelah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menggeledah ruang kerjanya pada akhir Desember 2022. Khofifah menyebutkan keputusannya bertarung dalam pemilu mendatang bergantung pada perintah Pak Lurah alias Presiden Jokowi.

Jokowi sudah menunjukkan sinyal dukungan kepada Khofifah. Politikus di lingkaran Khofifah mengatakan Presiden Jokowi sempat berbincang dengan Gubernur Jawa Timur itu seusai acara peringatan seabad Nahdlatul Ulama di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa, 7 Februari lalu. Jokowi meminta Khofifah bersiap untuk pemilu tahun depan.

Namun, kepada orang dekatnya, Khofifah mengaku tak menanyakan ke Jokowi maksud persiapan itu apakah untuk pemilihan presiden atau maju lagi sebagai Gubernur Jawa Timur. Pemilihan gubernur provinsi itu juga diadakan pada 2024, setelah pemilu legislatif dan presiden.

Ditanyai soal perintah Presiden Jokowi terhadap pencalonan Khofifah, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin serta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko enggan berkomentar. “Saya tidak memasuki area itu,” kata Moeldoko.

Baca: Manuver Orang Dekat Jokowi Menggalang Penundaan Pemilu 2024

Bukan hanya Prabowo, kubu Anies Baswedan juga melirik Khofifah. Anies sudah mengantongi dukungan dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai bakal calon presiden. Koalisi tiga partai itu menguasai 163 kursi Dewan Perwakilan Rakyat.

Dua narasumber yang mengetahui lobi-lobi ke Khofifah bercerita, bekas wakil presiden Jusuf Kalla berupaya menjalin komunikasi dengan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu. Tujuannya, menjadikan Khofifah sebagai pendamping Anies dalam pemilihan presiden.

Kalla memang dekat dengan Anies. Setelah Anies dicopot dari posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kalla menyokong dia maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Keluarga Kalla juga ikut membantu kampanye Anies pada 2016.

Orang dekat Kalla menyebutkan bekas Ketua Umum Partai Golkar itu mempunyai formula untuk memenangi pemilihan presiden. Resep itu dibuat berdasarkan pengalaman Kalla mengikuti tiga kali pemilu sejak 2004 hingga 2014. Salah satunya calon presiden harus berpasangan dengan kader Nahdlatul Ulama.

Kalla dua kali memenangi pemilu sebagai wakil presiden dari Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004 dan Joko Widodo pada 2014. Kalla saat itu menjabat anggota Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Presiden inkumben Jokowi pun memenangi pemilihan presiden 2019 dengan menggandeng Rais Am PBNU Ma’ruf Amin.

Menurut orang dekat Kalla, Khofifah memenuhi syarat sebagai kader nahdliyin yang maju sebagai calon wakil presiden. Kalla disebut memperhitungkan rekam jejak Khofifah yang mengetuai Muslimat NU sekaligus memimpin Jawa Timur.

Provinsi Jawa Timur dianggap sebagai kunci untuk memenangi pemilihan presiden. Pada Pemilu 2024, jumlah pemilih di provinsi itu diperkirakan lebih dari 30 juta orang. Kemenangan di Jawa Timur ikut membantu pemenangan Jokowi dan Kalla pada Pemilu 2014.

Melalui jawaban tertulis, Kalla mengatakan Anies masih berupaya mencari calon wakil presiden yang cocok. “Khofifah termasuk calon yang sangat potensial,” ucap Kalla lewat pesan WhatsApp pada Jumat, 24 Februari lalu.

Partai NasDem ikut menimbang Khofifah menjadi pasangan Anies. Ketua Pemenangan Pemilu Jawa I NasDem, Effendy Choirie, mengatakan ada diskusi di lingkup internal partainya tentang peluang nahdliyin yang tak berpartai untuk menjadi wakil presiden. Salah satunya Khofifah Indar Parawansa. 

Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali mengungkapkan Khofifah diperhitungkan partainya karena punya basis massa yang besar. Namun keputusan akhir mengenai calon wakil presiden akan melihat kriteria yang disepakati koalisi serta provinsi yang menjadi kekuatan dan kelemahan Anies. “Figur wakil bisa mengatasi persoalan itu,” ujarnya.

Baca: Kenapa Koalisi Anies Baswedan Tak Solid

Khofifah juga didekati partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu. Salah satunya Partai Persatuan Pembangunan. Politikus yang dekat dengan Khofifah menyebutkan koleganya itu sempat berdiskusi dengan Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani. Lobi dijalin setelah PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu bersama Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Februari 2020. Facebook Khofifah Indar Parawansa

Narasumber yang sama bercerita, Arsul mengajak Khofifah masuk lagi ke PPP. Khofifah pernah menjadi anggota DPR dari PPP. Ia hengkang ke PKB yang didirikan oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dalam percakapannya dengan Khofifah, Arsul juga disebut menjajaki peluang Khofifah menjadi salah satu calon pemimpin yang bisa didukung Koalisi Indonesia Bersatu untuk Pemilu 2024.

Arsul mengatakan Khofifah punya modal kuat sebagai Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum Muslimat NU. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu juga menyatakan PPP pun berupaya meningkatkan perolehan suara di Jawa Timur. Karena itu, partai Ka’bah mendekati berbagai tokoh dan ulama untuk mendongkrak perolehan suara di sana.

Menurut Arsul, sebagian kader PPP juga ada yang mendukung Khofifah. Ia dijagokan menjadi calon wakil presiden seperti halnya Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. “Kami perlu membicarakan dengan matang soal sosok calon wakil presiden ini bersama Golkar dan PAN,” ucap Arsul.

Dihubungi pada Rabu, 22 Februari lalu, Khofifah Indar Parawansa enggan berkomentar mengenai peluangnya maju dalam pemilihan presiden 2024. “Saya izin absen dulu jika terkait dengan pilpres,” ujarnya.

EGI, ADYATAMA, IMA DINI SHAFIRA, ABDI PURMONO (MALANG), NUR HADI (SIDOARJO)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Raymundus Rikang

Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai redaktur di Desk Nasional majalah Tempo. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus