Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Move IT, Langkah Wujudkan Hak Pendidikan Inklusif Digital bagi Siswa Disabilitas

Proyek ini memperjuangkan hak pendidikan inklusif berbasis digital bagi siswa penyandang disabilitas di Indonesia timur, khususnya Gorontalo.

15 April 2025 | 22.41 WIB

Guru membantu siswa penyandang disabilitas tunanetra untuk mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam saat Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD di SLB ABCD Sejahtera, Kelurahan Loji, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, 22 April 2019. ANTARA
Perbesar
Guru membantu siswa penyandang disabilitas tunanetra untuk mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam saat Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD di SLB ABCD Sejahtera, Kelurahan Loji, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin, 22 April 2019. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pendidikan inklusif berbasis teknologi digital sangat dibutuhkan penyandang disabilitas guna berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat. Lantaran itu, Australia-Indonesia Disability Research and Advocacy Network (AIDRAN) menginisiasi sebuah proyek yang diberi nama Move IT sejak 2023 dan berakhir pada April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proyek ini memperjuangkan hak pendidikan inklusif berbasis digital bagi siswa penyandang disabilitas di Indonesia timur, khususnya Gorontalo. Pendidikan inklusif bukanlah program tambahan, melainkan bagian dari keadilan sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Inklusi sejati tumbuh dari semangat kesetaraan dan kolaborasi antar pihak," ujar Ucca Arawindha, AIDRAN Indonesia Chair, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 14 April 2025.

Menurut Ucca, melalui integrasi pendidikan inklusi digital, anak-anak penyandang disabilitas dapat menikmati pendidikan yang setara dan berkualitas tanpa adanya pembatasan. Lantaran itu, Move It 2024 berkomitmen untuk promosi inklusi digital di sekolah-sekolah inklusi. Komitmen ini melibatkan 90 guru dari 60 sekolah inklusi, baik yang memiliki disabilitas maupun non-disabilitas. 

Aktivitas utama dari proyek ini adalah meningkatkan kapasitas literasi digital para tenaga pendidik di sekolah-sekolah inklusi, sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif bagi siswa penyandang disabilitas. "Melalui pelatihan dan workshop, kami berharap para guru dapat memanfaatkan berbagai alat digital untuk menunjang proses belajar-mengajar," kata Dwi Lestari, Project Manager Move It AIDRAN.

Menurut Dwi, langkah itu tidak hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas, tetapi juga memperkaya metode pengajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah inklusi. 

Ia menyebut salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam mewujudkan inklusi digital adalah mengintegrasikan teknologi digital dalam proses pembelajaran untuk siswa penyandang disabilitas. Selain itu, mengubah cara pandang masyarakat terhadap penyandang disabilitas adalah bentuk tantangan lain yang tak kalah berat.

"Proyek ini harus dilihat sebagai upaya untuk mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan pendidikan inklusif dan dapat menggugah perubahan cara pandang masyarakat, khususnya tenaga pendidik, terhadap penyandang disabilitas," ujar Bahrul Fuad, anggota Dewan Pengawas AIDRAN.

AIDRAN berharap modul yang telah dihasilkan dari Move IT dapat digunakan sebagai referensi sistem pendidikan, sekaligus dapat direplikasi di sekolah yang menyelenggarakan sistem pembelajaran inklusi di daerah lain di Indonesia. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus