Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, monolog yang dipentaskan oleh Happy Salma sukses dilaksanakan. Setelah perhelatannya sempat tertunda selama dua tahun, pementasan berjudul ‘Monolog Happy Salma dalam Inggit Garnasih’ itu sukses menarik perhatian penonton. Salah satunya adalah sosok Inggit Garnasih yang diperankan oleh Happy Salma.
Happy Salma sebago produser dan pemeran Inggit Garnasih/Foto: Doc. Titimangsa
Titimangsa Foundation yang didirikan Happy Salma kembali menggelar pementasan monolog dalam teater musikal berjudul Inggit Garnasih, Tegak Setelah Ombak pada 20 dan 21 Mei 2022. Pementasan tersebut rencananya diadakan di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan. Lantas, siapa itu Inggit Garnasih?
Inggit Ganarsih dan Cinta Soekarno
Di kehidupan Soekarno, Inggit Garnasih adalah sosok yang berpengaruh penting. Inggit Garnasih ialah istri dari presiden pertama RI. Inggit Garnasih lahir dari keluarga biasa. Ayahnya bernama Ardjipan dan ibunya bernama Amsi.
Inggit Garnasih lahir pada 17 Februari 1888 di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Dikutip eprints2.undip.ac.id, Inggit Garnasih dipersunting oleh Soekarno pada 24 Maret 1923 ketika berusia 33 tahun sedangkan Soekarno berusia 20 tahun kala itu. Jarak umur yang terpaut 13 tahun tidak menutup jalinan asmara keduanya.
Sebelum menjadi istri sang proklamator, Inggit pernah menikah sebanyak dua kali.Mantan suami pertamanya adalah seorang patih di Kantor Residen Priangan, Kopral Nataatmadja. Lalu, Inggit Garnasih menikah lagi dengan Hj. Sanoesi, seorang pengusaha dan aktif di organisasi Sarekat Islam. Namun, pernikahan ini pun tidak berlangsung lama. Meskipun begitu, pernikahannya dengan Hl. Sanoesi mengantarkannya bergabung sebagai anggota Sarekat Islam (SI) di Jawa Barat.
Dikutip eprints2.undip.ac.id, Inggit Garnasih dipersunting oleh Soekarno pada 24 Maret 1923. Ketika itu, Soekarno masih berstatus suami dari Siti Oetari putri HOS Cokroaminoto sedangkan Inggit Garnasih adalah istri dari Hj. Sanoesi.
Dalam karir Soekarno di bidang politik pergerakan kemerdekaan Indonesia, sosok Inggit Garnasih tidak bisa lepaskan. Inggit menjadi saksi lahirnya Perserikatan Indonesia yang berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927. Kala itu, Soekarno adalah ketua partai ini.
Inggit Garnasih juga setia menemani Soekarno yang harus mendekam di Penjara Banceuy dan Penjara Sukamiskin pada 29 Desember 1929 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Saat Soekarno harus diasingkan ke Ende, Flores dan Bengkulu, Inggit Garnasih bersama keluarganya setia menemani sang suami pergi ke mana pun.
Dikutip dari Jurnal Manajemen Resort dan Leisur edisi 2016, di lokasi pengasingannya yang terakhir, Soekarno meminta suatu hal yang tidak bisa diberikan oleh Inggit Garnasih. Soekarno menginginkan keturunan yang tidak bisa diberikannya. Akhirnya, Soekarno meminta persetujuannya untuk menikah lagi dengan Fatmawati di Bengkulu.
Tidak ingin dimadu, Inggit Garnasih memilih bercerai dengan suami yang telah menemaninya selama 20 tahun itu. Inggit Garnasih meninggal pada usia 96 tahun pada 13 April 1984 di Bandung, Jawa Barat.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Happy Salma Merenungi Pesan-pesan Inggit Garnasih dalam Sebuah Pertunjukan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini