Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bambang Soesatyo terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat. Bambang Soesatyo terpilih setelah satu-satunya penantangnya yaitu Ahmad Muzani dari Gerindra menyatakan memberikan dukungan ke politikus Golkar itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bambang Soesatyo punya karier panjang di Golkar. Pria yang akrab disapa Bamsoet itu pertama kali terpilih sebagai anggota DPR pada Pemilu 2009. Dia terpilih lagi pada Pemilu 2014.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain sebagai politikus, Bamsoet juga dikenal pernah menjadi pimpinan di beberapa perusahaan. Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang diunduh dari situs milik Komisi Pemberantasan Korupsi, harta politikus Partai Golkar ini hampir menyentuh Rp 100 miliar.
Bamsoet-panggilan akrabnya-terakhir membuat laporan kekayaan pada 29 Maret 2019 saat masih menjabat Ketua DPR. Menurut laporan itu, Bamsoet punya harta senilai Rp 98 miliar.
Mayoritas harta Bamsoet berupa tanah dan bangunan dengan jumlah 27 bidang yang tersebar di Jakarta, Bogor, Bandung dan Bali. Semua tanahnya itu ditaksir bernilai Rp71,2 miliar.
Ketua MPR ini juga dikenal hobi mengoleksi mobil mewah, mulai dari merek Tesla, Lamborghini, dan Ferrari. Koleksi mobilnya yang paling murah adalah Toyota Fortuner seharga Rp 250 juta. Total mobil dan motor gede yang dimiliki pria kelahiran Jakarta ini berjumlah 13 dengan nilai Rp 18,5 miliar. "Sudah hobi saya dari muda," kata Bamsoet bicara soal hobinya di Kompleks DPR, Senayan, Kamis, 18 Januari 2018.
Selain itu, Bamsoet juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 1 miliar, surat berharga Rp 120 juta dan duit kas sejumlah Rp 7 miliar.
Itu adalah jumlah harta yang ia laporkan pada 2019. Sembilan tahun sebelumnya, ketika masih menjabat anggota DPR periode 2009-2014, kekayaan Bamsoet baru menyentuh angka Rp 24,4 miliar. Pada 2016, hartanya kemudian meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 64,8 miliar. Lalu kembali meningkat pada 2017 menjadi Rp 94,3 miliar.
Foto 
