Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan Universitas Islam Internasional Indonesia atau UIII, yang pembangunannya memakan biaya Rp 3,9 triliun, akan memiliki desain futuristik. Hal itu, kata ia, atas saran dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Menurut Pak Wapres, harus mendesain yang futuristik, bukan yang seperti museum. UIII ini kan merupakan universitas untuk belajar Islam ke depan jadi gambarnya memang harus futuristik," ujarnya ketika dicegat di kompleks Istana Kepresidenan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan master plan proyek UIII yang diterima Tempo dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, gedung-gedung UIII memang akan berdesain modern. Dengan kata lain, tidak kaku dan penuh sudut, tapi juga memasukkan unsur-unsur kurva (lengkung), minimalis, banyak kaca, dan ruang kerja terbuka.
Warna-warna yang dipakai untuk gedung dan interiornya dominan putih, abu-abu, dan hitam. Dipadukan dengan desain gedung dan interior yang futuristik, desain UIII memiliki kesan Skandinavian. Apalagi jika sudah disandingkan dengan rerumputan atau ruang terbuka hijau di luarnya.
Basoeki mengungkapkan desain UIII memiliki latar belakang unik. Oleh dua arsitekturnya, Andy Siswanto serta Munichy B. Edrees, yang merupakan cicit Ahmad Dahlan, desain UIII mengacu pada ajaran-ajaran agama Islam, bukan Feng Shui yang biasa dipakai.
"Saya sampai kaget itu. Seperti kenapa masjid ditaruh depan dan sebagainya," ujar Basoeki.
Basoeki menambahkan, keseluruhan bangunan UIII hanya memakan 20-30 persen dari total luas kompleks kampus yang mencapai 143 hektare. Dengan kata lain, 70 persen di antaranya akan berupa ruang hijau, bisa berwujud taman dan hutan.
Perihal daya tampung gedung UIII, Basoeki mengaku tak seberapa ingat. Hal yang bisa ia katakan adalah UIII hanya akan menerima orang-orang yang akan belajar untuk program post graduate alias doktoral dan master.
"Tapi menerima murid dari berbagai negara, tidak hanya dari Timur Tengah saja," ucapnya.