Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Warga Kampung Bulak di Kelurahan Cisalak, Sukmajaya, Depok minta kampung itu tidak digusur oleh pihak Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Mereka berunjuk rasa di Jalan Juanda, Minggu pagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang warga Kampung Bulak, Dasep, 49 tahun, mengaku sudah tinggal di wilayah itu sejak lahir. Tanahnya adalah warisan dari orang tuanya yang bernama Omo Sudomo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya dari orang tua, saya lahir di sini," kata Dasep di Jalan Juanda, Minggu 10 Desember 2023.
Warga RT. 5 RW. 14 Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya ini minta Kampung Bulak tetap dipertahankan, jangan digusur karena pembangunan kampus UIII.
"Ya minta tolong lah gimana caranya biar ini jadi kampung. Kalau di Kampung Bulak ini masih banyak warga yang tinggal, sekitar 3.000 jiwa, termasuk anak-anak," kata Dasep.
Menurut Dasep, tidak ada ganti rugi dari UIII saat meminta warga Kampung Bulak untuk angkat kaki. Dia justru mendapat indimidasi dan diminta mengosongkan lahan dengan uang kompensasi kerahiman saja.
"Terakhir yang saya denger-denger kecil katanya, ada yang dapat Rp 5 juta, ada yang Rp10 juta, malah ada yang dapat 1 juta. Saya cuma 400 meter. Itu rumah saya dan rumah mertua. Kalau saya masih hak garap," ujar Dasep.
Warga Kampung Bulak lainnya, Maulidia, 52 tahun, juga ikut demo. Dia tetap menginginkan agar wilayah kampungnya tidak digusur pihak UIII. "Kalau misalkan tidak bisa juga, ya kita ini kan manusia, tidak bisa main ditendang begitu saja. Kita kan juga warga negara indonesia, jadi mohon manusiakan kita di sini," katanya.
Dalam demo di Jalan Juanda Depok itu, warga Kampung Bulak menolak penggusuran yang dilakukan pihak UIII. "Kami inginnya menjadi sertifikat di sini, yang diakui hukum dan negara," imbuh Maulidia.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Warga Ahli Waris Kampung Bulak Depok Korban Proyek UIII Rayakan Hari HAM Sedunia