Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kurikulum Merdeka atau yang juga disebut dengan Merdeka Belajar siap menjadi kurikulum baru pada tahun ajaran 2023/2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbut Ristek), Struktur kurikulum di Kurikulum Merdeka didasari akan tiga hal, yaitu berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter Pancasila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan struktur Kurikulum Merdeka yang diterapkan untuk seluruh tingkat pendidikan:
1. Struktur Minimum
Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun, satuan pendidikan bisa mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya yang tersedia.
2. Otonomi
Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan guru untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual.
3. Sederhana
Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin, namun tetap signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya dibuat jelas sehingga mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan.
4. Gotong Royong
Pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil kolaborasi puluhan institusi, di antaranya Kementerian Agama, universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.
Kurikulum Merdeka ini tidak hanya berlaku untuk tingkat SD hingga SMA sederajat, tetapi juga pada pendidikan anak usia dini atau PAUD. Berikut adalah struktur Kurikulum Merdeka pendidikan tingkat PAUD:
Struktur Kurikulum PAUD
Struktur kurikulum pada PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) terdiri atas:
1. Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam Capaian Pembelajaran. Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah bermain bermakna sebagai perwujudan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain”. Karena itu, kegiatan yang dipilih harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi anak.
Kegiatan juga perlu didukung oleh penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacaan anak.
2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bertujuan untuk memperkuat upaya pencapaian Profil Pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD).
Penguatan Profil Pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan menggunakan alokasi waktu kegiatan di PAUD.
Alokasi waktu pembelajaran di PAUD
1. PAUD usia 3–4 tahun: Paling sedikit 360 menit (6 jam) per minggu
2. PAUD usia 4–6 tahun: Paling sedikit 900 menit (15 jam) per minggu
KEMDIKBUD