Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nahdlatul Ulama atau NU merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia di samping Muhammadiyah. Organisasi ini telah didirikan sejak 31 Januari 1926 dan bergerak di beberapa sektor, seperti keagamaan, sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari nugresik.or.id, sebagai organisasi agama yang besar, NU memiliki beberapa badan otonom (banom) guna mewujudkan tujuan dan memperpanjang pergerakan NU hingga ke masyarakat. Biasanya, badan-badan otonom tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia berdasarkan cabang dan rating NU di masing-masing daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara pengawasan, badan otonom tersebut di bawah pengawasan langsung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, secara kepengurusan, badan-badan otonom tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.
Dua contoh dari badan otonom milik NU adalah Fatayat dan Muslimat NU. Sederhananya, kedua badan otonom ini diperuntukkan kepada para pengurus dan anggota perempuan NU.
Sebab memiliki basis keanggotaan yang sama, yaitu berdasar pada jenis kelamin, kedua badan otonom tersebut sering kali dikira sebagai dua organisasi yang sama. Akan tetapi, dihimpun dari berbagai sumber, kedua organisasi tersebut memiliki beberapa detail perbedaan.
Pertama, biasanya Fatayat NU beranggotakan para perempuan dengan usia yang lebih muda atau kisaran usia remaja, sedangkan Muslimat umumnya beranggotakan perempuan dewasa atau ibu-ibu. Inilah kenapa, terkadang beberapa orang menyebut Fatayat sebagai organisasi pemudi, sedangkan Muslimat NU sebagai organisasi perempuan secara umum.
Kedua, sebagaimana dikutip dari nugresik.or.id, usia keanggotaan Fatayat NU dibatasi maksimal 40 tahun. Sementara itu, keanggotaan Muslimat NU tidak memiliki batasan usia.
Ketiga, umumnya Fatayat NU berfokus pada aktivitas kepemudaan, sedangkan Muslimat NU lebih berfokus pada aktivitas sosial dan ekonomi di kalangan ibu-ibu rumah tangga atau perempuan pekerja.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.