Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PP Muhammadiyah mendapatkan kucuran dana US$ 700 ribu atau sekitar Rp 10 miliar dari Badan Pembangunan Internasional atau USAID untuk penanganan Covid-19 di 30 Rumah Sakit Muhammadiyah/Aisyah. Program yang dinamakan Mentari Covid-19 ini berlangsung selama enam bulan di tujuh provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“PP Muhammadiyah dan USAID akan meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan di 30 rumah sakit PKU Muhammadiyah rujukan covid,” kata Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dan Pengurus PP Muhammadiyah, Agus Samsudin dalam program webinar peluncuran program Mentari Covid-19 pada Rabu, 5 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Agus menjelaskan, program ini memang hanya dilakukan di 30 rumah sakit. “Karena kami dibatasi enam bulan, jadi kami buat prioritas rumah sakit mana yang paling banyak menangani pasien Covid,” ujarnya. Ia menuturkan, pilihan di 30 rumah sakit itu sudah mencapai 60 persen dari total jumlah pasien Covid-19 yang ditangani di RS PKU Muhammadiyah.
Dana sekitar Rp 10 miliar itu, kata Agus, akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, perawat, dan dukungan alat pelindung diri. "Persoalan APD itu menjadi topik yang besar, kami tak ingin pengalaman buruk kami juga menimpa rumah sakit lain," ujarnya.
Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
Agus menuturkan, sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, dua perawat RS PKU Muhammadiyah gugur dalam tugas karena terinfeksi. "Kami juga kehilangan beberapa orang petugas Lazismu karena Covid-19," ucapnya.
Sisa dana, menurut dia, akan digunakan untuk berjejaring. "Kita perlu diskusi mendalam terkait Covid-19, harapannya rumah sakit besar bisa saling berbagai pengetahuan dan informasi," tuturnya.
Direktur Pelaksana Tugas (Mission Director) USAID untuk Indonesia, Ryan Washburn menjelaskan lembaganya memilih bekerja sama dengan Muhammadiyah lantaran jejaringnya sudah luas. "Ada 400 lebih rumah sakit Muhammadiyah, jadi kami pikir ini saatnya meningkatkan kualitas pelayanan," ujarnya. Selain itu, kata Washburn, lembaganya sudah pernah bekerja sama dengan Muhammadiyah dalam hal pencegahan dan perawatan TBC.
Washburn mengakui Amerika Serikat sendiri masih kesulitan menangani Covid-19. "Tapi masalah pandemi ini dihadapi seluruh dunia," katanya. Justru dengan bersama-sama menghadapi virus ini, menurut Washburn, peperangan melawan Corona akan berhasil.