Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat meminta tak dikaitkan dengan cuitan salah satu kadernya, Zara Zettira, yang dinilai menghina pesantren lewat Twitter. Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, Zara memang tercatat pernah membuat kartu tanda anggota Demokrat, tapi dia bukan kader struktural dan bukan pengurus partai Demokrat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Saat Wakil Ketua KPK Jawab Zara Zettira Soal Kasus Suap Garuda
"Sehingga terlalu jauh bila mengaitkan apa yang dilakukan Zara dalam cuitannya dengan demokrat atau dilakukan sebagai kader Demokrat," ujar Ferdinand saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 6 Juli 2019.
Akun Zara Zettira sebelumnya menuliskan kalimat yang dianggap menghina pesantren. Dia awalnya me-retweet berita tentang skandal bertubi-tubi di Kementerian Agama. "Tradisi Pesantren jangan dibawa ke Kementrian, camkan!" cuit akun Zara Zettira.
Saat dicek, akun @zarzettirazr tidak bisa lagi diakses. Namun tangkapan layar itu kadung viral hingga memunculkan tagar #ZarazettiraHinaPesantren. Tempo sudah berupaya menghubungi Zara, namun belum mendapat respon.
Ferdinand mengatakan, cuitan Zara tersebut murni atas nama pribadi dan sama sekali tidak berkaitan dengan partai, karena belakangan ini justru akun Zara sering menyerang Demokrat atas langkah politik partai Demokrat dalam pilpres.
"Kami Partai Demokrat saat ini mencoba menghubungi Zara yang memang bermukim di Brisbane Australia, bukan di Indonesia tapi belum bisa, agar yang bersangkutan meluruskan pendapatnya,"
ujar Ferdinand.
Baca: Deklarator Pendiri Demokrat Bantah Tak Punya Hak Suara
Jika memang cuitan itu telah menyebabkan kesalahpahaman, Demokrat akan meminta Zara untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. "Tapi kami tegaskan, cuitan tersebut tidak ada kaitan dengan partai Demokrat dan jangan dikaitkan dengan Demokrat," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini