Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Patung Penyu di Pelabuhanratu yang Diduga Berbahan Kardus Rusak: Kontraktor Bantah Menelan Dana Milyaran

Sebuah patung penyu di Alun-alun Godobangkong, Pelabuhanratu jadi viral dan disorot usai menampakkan material yang mirip dengan kardus.

9 Maret 2025 | 11.44 WIB

Ilustrasi. sxc
Perbesar
Ilustrasi. sxc

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan viral kondisi yang memperlihatkan sebuah patung penyu yang terbuat dari kertas mirip kardus dengan kerangka bambu di Pelabuhanratu. Patung tersebut diisukan sebagai proyek yang menghabiskan dana hingga Rp 15 miliar. Netizen lantas beramai-ramai mengomentari dan mempertanyakan terkait penggunaan anggaran patung penyu tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman berita Sukabumi Update patung penyu yang sedang ramai jadi perbincangan netizen merupakan ikon alun-alun Gadobangkong yang berada di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Diketahui bahwa sekitar area tersebut sebelumnya tengah rusak parah. Kerusakan tersebut salah satunya menimpa patung penyu yang menjadi ikon daerah setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sekda dan Kontraktor Bantah Anggaran Patung Penyu Rp 15,6 Milyar

Sekertaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman angkat bicara terkait viralnya patung penyu tersebut. Ia mengkonfirmasi bahwa anggaran senilai Rp 15,6 miliar tersebut merupakan dana untuk pembangunan keseluruhan alun-alun Gadobangkong. Ade juga mengklaim bahwa ia tidak mengetahui secara pasti material patung penyu yang banyak dipertanyakan netizen. 

"Sebetulnya kita menerima manfaat dari provinsi. Kita sudah terima dan menugaskan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mengelola. Saat serah terima. Kita tidak tahu secara detail soal material patung tersebut," ujar Ade pada Rabu 5 Maret 2025 dikutip dari Sukabumi Update

Pemerintah Kabupaten Sukabumi sendiri menerima alun-alun tersebut sebagai hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 

Ade juga membeberkan bahwa Pemkab Sukabumi belum menganggarkan biaya pemeliharaan untuk alun-alun Gadobangkong. Ade juga menyatakan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait kondisi alun-alun pasca serah terima dari Pemerintah Daerah Jawa Barat pada akhir 2024 lalu. 

Perwakilan kontraktor penyedia penyedia proyek, Imran Firdaus menanggapi temuan kardus dalam ornamen penyu yang ramai dibahas netizen. Imran menyebutkan bahwa material tersebut bukanlah bahan utama. 

"Kardus itu hanya digunakan sebagai cetakan awal sebelum dilapisi resin dan fiberglass, yang merupakan bahan utama ornamen. Jadi bukan berarti patung penyu ini terbuat dari kardus," terangnya.

Menurutnya, jika ornamen itu benar-benar terbuat dari kardus, maka tidak mungkin bertahan lebih dari satu tahun menghadapi cuaca ekstrem di kawasan pesisir.

Firdaus juga mengkonfirmasi bahwa patung penyu yang dibuat oleh perusahaannya tidak seperti diberitakan bernilai milyaran rupiah melainkan  Rp 30 juta.

Terkait isu bahwa ornamen penyu di Alun-Alun Gadobangkong dibangun dengan budget miliaran rupiah, kami tegaskan bahwa biaya pembuatannya hanya sekitar Rp 30 juta, sesuai dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan,” ujar Imran Firdaus Kamis, 6 Maret 2025.

Firdaus juga menerangkan bahwa kerusakan yang terjadi di alun-alun Godobangkong disebabkan oleh alam, terutama banjir. Firdaus juga turut menyoroti perilaku pengunjung yang menurutnya menjadi salah satu penyebab kerusakan patung penyu. Menurutnya banyak dari pengunjung yang menaiki patung penyu tersebut sehingga menyebabkan tekanan berlebihan yang menyebabkan kerusakan. 

DLH Klaim Patung Penyu sedang dalam Proses Perbaikan

Setelah viral di sosial media, patung penyu di alun-alun Gadobangkong mendadak hilang. Berdasarkan pemantauan pada 5 Maret 2025 patung penyu yang sebelumnya berdiri di lokasi alun-alun sudah tidak ada. Warga sekitar, Suwandi mengaku tidak mengetahui kemana perginya patung penyu tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo mengkonfirmasi bahwa  patung penyu tersebut tidak hilang, melainkan tengah dilakukan perbaikan oleh penyedia proyek. "Sedang diperbaiki oleh penyedia. Kemarin (Selasa, 4 Maret 2025) diambilnya," demikian Prasetyo. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus