Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto atau yang akrab disebut Bambang Pacul angkat bicara ihwal rekaman suara yang menganalogikan Puan Maharani seperti 'teh botol Sosro'.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bambang mengatakan pembicaraan itu berlangsung antara dirinya dengan beberapa wartawan serta kolega. Dia pun mengaku kecewa atas penyebaran rekaman tersebut. Menurut Bambang, sejak awal dia telah menyampaikan bahwa pernyataannya dalam pertemuan itu merupakan latar belakang atau background dari sikap yang ia ungkapkan secara resmi di depan publik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Cerita yang saya nyatakan off the record (OTR) tersebut, ternyata disebarluaskan," kata Bambang Wuryanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 9 Juni 2021.
Bambang tak menganggap rekaman itu bocor. Menurut dia, diskusi itu berlangsung secara terbuka.
Namun, ia mengaku kecewa karena ketidakmampuan orang-orang dalam pertemuan itu untuk menjaga profesionalitas dan proporsionalitas. Bambang menilai komitmen dan etika saling percaya yang telah mereka bangun selama ini ternyata tak dijaga dengan baik.
"Sehingga terjadi hal yang mencoreng integritas teman-teman yang ada dalam diskusi itu," ucapnya.
Bambang juga menjelaskan, lantaran diskusi itu dilakukan secara informal, spontan, dan bukan untuk dipublikasikan, penyampaiannya pun penuh ungkapan spontanitas dan analogi-analogi spontan. Menurut dia, jargon "Teh Botol Sosro" yang terlontar pun wujud dari spontanitas dan refleksi pemahaman dirinya sebagai orang lapangan.
Seperti umumnya bincang-bincang informal dengan sesama teman yang dipenuhi spontanitas, kata Bambang, materinya sangat tidak layak untuk dikonsumsi publik.
"Jadi saat disebarluaskan maka bisa menjadi penuh bias dan distorsi pemahaman," kata dia. Apalagi, ujarnya, rekaman yang diedarkan itu hanya potongan-potongan rekaman, bukan rekaman lengkap dari awal hingga akhir.
Kendati kecewa, Bambang mengaku bisa menerima hal tersebut. Ia pun menyatakan tak berniat mengadu ke Dewan Pers atau meminta hak-hak yang diatur dalam perundang-undangan. "Biarlah ini menjadi pembelajaran bagi saya pribadi dan sebagai kader PDI Perjuangan," ucapnya.
Dalam rekaman yang beredar di media sosial itu, Bambang menganalogikan Puan Maharani bak teh botol Sosro. Siapa pun calon presiden di Pilpres 2024, menurut Bambang, Puan bisa menjadi calon wakil presiden pendampingnya.
"Jadi rumusnya Puan Maharani teh botol Sosro. Apa pun makanannya minumnya teh botol Sosro. Ya to? Siapa pun calon presidennya wakilnya PM. Masuk akal tidak? Ya pasti masuk to Pak," demikian cuplikan pernyataan Bambang dalam rekaman yang beredar itu.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto juga sudah memberikan pernyataan soal rekaman suara yang menyebut-nyebut Puan Maharani tersebut kepada wartawan di Yogyakarta. Bambang Pacul mengatakan, ia memperkuat penjelasan dari Hasto. "Pak Sekjen sudah statement itu memang suara Mas BP (Bambang Pacul) dalam diskusi terbatas dan off the record, ya saya perkuat statement-nya," ujar Bambang Pacul.