Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa hari ini terjadi dua peristiwa terkait pendaki gunung. Pertama, pendaki asal Jakarta terjatuh di tebing Kaldera Gunung Rinjani. Kedua, pendaki asal Semarang tersesat di Gunung Slamet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun jasad pendaki asal Jakarta bernama Kaifat Rafi Mubarok, 16 tahun,yang terjatuh dari tebing Gunung Rinjani berhasil dievakuasi. Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi, menerangkan, petugas diturunkan untuk menjangkau korban dengan menggunakan teknik lowering.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Korban di-packing (bungkus) dan dimasukkan ke dalam tandu, selanjutnya ditarik ke atas dengan cara lifting,” kata Wahyu di Lombok, Rabu, 9 Oktober 2024.
Wahyu menyebutkan, petugas baru berhasil mengangkat jenazah Kaifat sekitar pukul 15.30 WITA setelah dilakukan proses evakuasi sejak pagi hari.
Selain faktor medan yang terjal, cuaca juga membuat proses evakuasi berlangsung cukup lama dan menegangkan.
"Kendalanya adalah cuaca di lapangan cepat berubah seperti angin kencang, juga kabut yang mengakibatkan jarak pandang terbatas, di samping itu medannya terjal," kata Wahyu.
Adapun proses pencarian dan evakuasi Kaifat sudah berlangsung sembilan hari, melibatkan unsur dari TNGR, tim 9 TNGR, Kantor SAR Mataram, Brimob, Unit SAR Lombok Timur, Pemadam Kebakaran, BPBD, EMHC, Porter, dan relawan kemanusiaan.
Kaifat Rafi Mubarok dilaporkan jatuh ke jurang di Pelawangan Sembalun, Rinjani pada Ahad, 29 September 2024. Sedianya upaya pencarian berakhir di hari ketujuh, pada Ahad, 6 Oktober 2024. Akan tetapi atas permintaan keluarga proses pencarian dilanjutkan kembali.
Kaifat mendaki Rinjani bersama 12 rekan lainnya. Setelah turun dari puncak Rinjani, Kaifat dan seorang rekannya Muhammad Afifah Reza terpisah dari rombongan. Kaifat dan Reza sama-sama tergelincir ke jurang. Reza berhasil selamat. Kemudian melaporkan peristiwa yang mereka alami kepada aparat TNGR di Sembalun.
Keberadaan Kaifat baru diketahui, Selasa, 8 Oktober 2024, setelah delapan hari pencarian, dan di hari kesembilan, jenazahnya baru bisa diangkat dari jurang, tempatnya terperosok.
Pendaki tersesat di Gunung Slamet
Pendaki asal Semarang, Naomi Daviola Steyanie, yang tersesat di Gunung Slamet berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.
Kepala Basarnas Cilacap M. Abdullah mengatakan, pihaknya menerima informasi dari Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Purbalingga bahwa ada seorang pendaki hilang di Gunung Slamet.
Menurut dia, pendaki yang diketahui bernama Naomi itu berangkat mendaki Gunung Slamet bersama rombongan yang berjumlah 40 orang melalui Pos Pendakian Bambangan, Kabupaten Purbalingga, pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Namun informasi itu baru diterima Abdullah pada Senin, 7 Oktober 2024.
Ia pun segera memberangkatkan tim penolong dari Basarnas Cilacap dan Unit Siaga SAR (USS) Banyumas ke lokasi kejadian untuk mencari keberadaan pendaki tersebut. Setelah dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan, kata dia, Naomi akhirnya dapat ditemukan dalam kondisi selamat pada Selasa, 8 Oktober 2024, pukul 10.15 WIB.
"Naomi ditemukan sekitar 350 meter heading 120 derajat dari Pos 7 pada koordinat 7,14 derajat lintang selatan dan -109,13 bujur timur," kata dia.
Naomi selanjutnya dievakuasi oleh tim SAR gabungan menuju Pos Pendakian Bambangan di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Setelah tiba di Pos Pendakian Bambangan pada pukul 15.00 WIB, kata dia, Naomi langsung dibawa ke Puskesmas Karangreja untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Naomi sebelumnya dikabarkan hilang saat melakukan open trip pendakian di Gunung Slamet bersama rombongan berjumlah 40 orang pada 5-6 Oktober 2024.
Abdullah mengimbau kepada para pendaki gunung, khususnya Gunung Slamet, agar memperhatikan faktor keselamatan dan keamanan agar kejadian pendaki tersesat tidak terulang kembali.
ABDUL LATIEF APRIAMAN | ANTARA