Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Penyakit GERD Bisa Jadi Indikasi Seseorang Mengalami Gangguan Kejiwaan

Ahli menjelaskan hubungan antara sistem pencernaan dengan kerja otak dan gangguan kejiwaan.

1 September 2021 | 13.16 WIB

Ilustrasi wanita mual. Freepik.com
Perbesar
Ilustrasi wanita mual. Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Kejiwaan Rumah Sakit Siloam, Lahargo Kembaren mengatakan penyakit Gastro Esofagial Reflux Disease atau GERD bisa menjadi salah satu gejala seseorang mengalami gangguan kejiwaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Banyak pasien yang datang dengan gejala gangguan kejiwaan itu mengeluh ada masalah pada pencernaannya, seperti mual, muntah, kembung," ujar Lahargo Kembaren dalam diskusi daring mengenai gangguan kecemasan pada Ahad, 29 Agustus 2021. GERD adalah kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan yang menimbulkan sensasi panas di dada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai psikiater, Lahargo sering menerima rujukan pasien dari dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit jantung mengenai kondisi pasien yang mengeluhkan masalah pencernaan, namun tidak menemukan kondisi yang salah. Padahal, pasien tersebut sudah melakukan beberapa tes kesehatan, seperti endoskopi dan Magnetic resonance imaging atau MRI.

"Akhirnya ketika kami melakukan pemeriksaan kejiwaan, ternyata ditemukan gangguan psikologis pada pasien ini," kata Lahargo yang juga praktik di Rumah Sakit Marzuki Mahdi. Ada kaitan erat antara kinerja otak dengan pencernaan. Dia menjelaskan, bagian tubuh yang menghubungkan kerja otak dan organ pencernaan sebagai Brain Guard Exist.

Dengan begitu, apa yang dikonsumsi manusia dan keadaan yang terjadi pada hidup manusia dapat mempenaruhi pencernaannya. Pencernaan manusia, dia melanjutkan, memproduksi 60 sampai 90 neurotransmitter yang dapat mempengaruhi kinerja otak. "Ada hormon dopamin, hormon serotonin, dan sebagainya," kata Lahargo.

Lahargo mencontohkan, seseorang dalam kondisi mood yang buruk tidak akan memiliki selera makan yang baik. Begitu pula sebaliknya, ketika seseorang salah mengkonsumsi makanan atau obat-obatan, maka dapat mempengaruhi kerja otaknya.

Baca juga:
Mengenali Gejala Penyakit GERD, Bagaimana Cara Penyembuhannya?

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus