Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto mengakui bahwa cita-cita Indonesia memiliki pertahanan yang kuat masih belum tercapai. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR pada Rabu, 25 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pada kesempatan ini, sekali lagi saya juga mengakui bahwa kehendak, cita-cita kita untuk memiliki pertahanan yang sangat kuat masih belum tercapai," kata Prabowo dipantau dari YouTube TV Parlemen pada Kamis, 26 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengungkapkan alasan belum tercapainya pertahanan yang kuat itu selama lima tahun kepemimpinannya sebagai Menhan. Menurut dia, hal itu tercermin dari prioritas pemerintah untuk bangsa dan negara.
"Karena kita (pemerintah) mendahulukan kesejahteraan rakyat," kata Prabowo.
Presiden terpilih ini menyebut prioritas kepada rakyat dibanding memiliki pertahanan yang kuat itu bisa dilihat dari pengeluaran anggaran untuk pertahanan. Prabowo mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia yang memiliki pengeluaran anggaran pertahanan terendah.
"Sebagai perbandingan terhadap produk domestik bruto atau GDP. Tidak sampai 1 persen, (hanya) 0,89 persen," kata Prabowo.
Padahal, Prabowo menilai, pertahanan merupakan aspek yang mahal sehingga memerlukan anggaran yang lebih besar. Dia membandingkan pengeluaran anggaran pertahanan Indonesia dengan Filipina yang sudah menyentuh angka 1,8 persen pengeluaran dari GDP.
Di Singapura, kata Prabowo, justru lebih besar pengeluaran anggaran pertahanannya. Dia menyebut, negara yang memiliki luas sebesar Bogor mau mengeluarkan anggaran pertahanannya hingga 3 persen dari GDP.
"Pulau yang demikian kecil menilai kemerdekaan mereka begitu penting. Ini saya kira akan menjadi PR kita bersama ke depan," kata Prabowo.
Meski begitu, Prabowo memaklumi minimnya anggaran pengeluaran pertahanan Indonesia. Sebab, kata dia, prioritas utama bangsa Indonesia ialah kesejahteraan rakyat.
"Justru rakyat kita yang paling lemah dan paling miskin ini yang harus kita bantu secepat mungkin," ujar Ketua Umum Partai Gerindra ini.