Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para jajaran menteri kabinet Prabowo, termasuk kepala badan, bakal menjalani pembekalan lanjutan di Akademi Militer atau Akmil, Magelang, Jawa Tengah. Apa itu Akmil?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, agenda tersebut dikonfirmasi oleh beberapa pihak, salah satunya adalah Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora Dito Ariotedjo yang mengungkapkan bahwa jajaran kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran akan menjalani pembekalan lanjutan di Akademi Militer atau Akmil, Magelang, Jawa Tengah selama tiga hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Politikus Partai Golkar ini menjadi satu dari 59 calon menteri yang diundang untuk menghadiri pembekalan di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, 16 Oktober 2024. "Rencananya begitu (pembekalan di Akmil Magelang). Tiga hari," ujarnya ditemui di Kantor DPP Golkar, pada Rabu malam.
Dito menyebut pembekalan para menteri kabinet itu direncanakan digelar pekan depan setelah kegiatan pelantikan menteri kabinet. Ia juga mengaku belum mengetahui tanggal pasti kegiatan tersebut, begitu pula dengan rangkaian kegiatannya.
Mengenal Akmil Magelang
Akademi Militer atau Akmil merupakan perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan berlokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Dikutip dari laman resminya, sejarah Akmil bermula dari didirikannya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.
Dalam perkembangannya, MA Yogyakarta yang telah meluluskan dua angkatan pada 1950, karena alasan teknis, ditutup untuk sementara dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Nederland. Pada kurun waktu yang sama di berbagai tempat lain (Malang, Mojoangung, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD/ABRI pada waktu itu.
Selanjutnya pada 1951, ada banyak sekolah perwira TNI AD yang didirikan. Hal itu mendorong gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer, gagasan ini pertama kali dimunculkan pada sidang parlemen oleh Menteri Pertahanan pada 1952.
Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal 11 Nopember 1957 pukul 11.00 Presiden RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.
Pada 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat. Akabri Udarat kemudian berubah nama menjadi Akabri Bagian Darat pada 29 September 1979 dan dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).
Selain itu, sejak 1 April 1999 Polri secara resmi terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Begitu pula dengan Akademi Kepolisian yang terpisah dari AKABRI. Oleh karena itu, AKABRI pun ikut berubah nama menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, AAU.
Sebagai Badan Pelaksana Pusat di tingkat Mabes TNI AD, yang berkedudukan langsung di bawah Kasad, Akmil di Magelang ini memiliki tugas pokok untuk membentuk Taruna Akademi Militer menjadi Perwira TNI AD yang memiliki sikap dan perilaku sebagai prajurit Saptamarga, pengetahuan dan keterampilan dasar golongan Perwira, berkualifikasi Akademis Program Diploma IV Pertahanan serta jasmani yang samapta.
Saat ini, struktur organisasi Akmil dipimpin oleh seorang Gubernur Akmil yakni Mayjen TNI R. Sidharta Wisnu Graha. Adapun lembaga pendidikan militet ini menyediakan beberapa program studi, antara lain: Teknik Sipil Pertahanan, Teknik Mesin Pertahanan, Teknik Elektro Pertahanan, Manajemen Pertahanan, Administrasi Pertahanan.
NI MADE SUKMASARI | NOVALI PANJI NUGROHO | AKMIL.AC.ID
Pilihan editor: CELIOS: APBN Harus Menanggung Rp195 T untuk Operasional Menteri Kabinet Prabowo