Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - KH Abdullah Faqih adalah sosok yang berpengaruh bagi Nahdlatul Ulama. Dia adalah sosok utama yang mendorong majunya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awalnya, Gus Dur ditentang para kiai untuk maju sebagai calon presiden. Tetapi Kiai Abdullah Faqih mengundang beberapa tokoh kiai sentral NU atau yang biasa disebut "kiai khos" dan akhirnya mendukung pencalonan Gus Dur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kiai Faqih bersama Amien Rais kala itu membangun kekuatan politik yang disebut Poros Tengah untuk menghadapi kubu Megawati. Poros Tengah ini dimotori oleh partai-partai Islam yang kemudian mendukung Gus Dur untuk maju sebagai Presiden. Mereka kerap berkumpul di Pesantren Langitan dan kemudian dikenal juga sebagai Forum Langitan atau Poros Langitan.
Berdasarkan Laporan Majalah Tempo edisi 5 Maret 2012, Kiai Faqih lahir di Dusun Mandungan, Desa Widang, Tuban. Ia lahir pada 2 Mei 1932. Sedari kecil ia belajar mengaji kepada ayahnya, Kiai Rofi’i Zahid. Setelah remaja, ia nyantri pada Mbah Abdurrochim di Lasem, Jawa Tengah.
Ia kemudian belajar tafsir dan hadis kepada Sayid Alwi bin Abbas al-Maliki di Mekah, Arab Saudi. Setelah ilmunya matang, Kiai Faqih kembali ke Pesantren Langitan yang didirikan pada 1852 oleh Kiai Muhammad Nur.
Kiai Muhammad Nur merupakan kiai dari Desa Tuyuban, Rembang, Jawa Tengah. Pesantren Langitan yang didirikannya itu terletak di tepi Bengawan Solo. Pesantren itu dikenal sebagai pesantren ilmu alat, semacam syarat yang harus dikuasai kyai, dari mulai nahwu, sharaf, balaghah, dan mantiq.
Di Pondok Pesantren Langitan juga masih diajari kitab kuning secara tradisional. Di pesantren itu para pendiri NU pernah belajar, seperti Kiai Muhammad Cholil, Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, dan Kiai Shiddiq.
Kiai Faqih merupakan generasi kelima yang memimping Langitan sejak 1971 menggantikan Abdul Hadi Zahid. Kiai Faqih meninggal dunia pada Rabu, 29 Januari 2012. Ia meninggal karena komplikasi penyakit di kediamannya komplek Pondok Pesantren Langitan.
Seorang alumni Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Abdul Azis menceritakan kesan menjadi santri KH Faqih. Semasa KH Abdul Azis menjadi santri tahun 1970-an hingga 1980, KH Faqih sangat dekat dengan para muridnya. Di antaranya, gurunya kerap mendatangi dan membangunkan muridnya saat waktu subuh.
“Ada murid yang tidak mampu tetapi dia gratiskan, itu yang buat kami terkesan,” ujar KH Abdul Azis pada Tempo Rabu, 29 Februari 2019.
Jenazah KH Faqih disemayamkan di rumahnya di komplek Pondok Pesantren Langitan, sebelah barat. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Widang, tidak jauh dari komplek Pondok Pesantren Langitan, Kecamatan Widang, Tuban, pada Kamis, 1 Maret 2012.
Selain dikenal sebagai pemimpin Pondok Pesantren Langitan, penasehat Gus Dur, dan perannya di Poros Langitan, KH Abdullah Faqih juga penggagas Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), bersama para tokoh Nahdlatul Ulama yang keluar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
ANANDA BINTANG l FATKHURROHMAN TAUFIQ l SUJATMIKO
Pilihan Editor: Gus Dur Dukung Thausiyah Kyai Langitan