Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Program Praktisi Mengajar Angkatan 3 Tahun 2023 Dimulai, 277 Perguruan Tinggi Ikut Serta

Program Praktisi Mengajar diselenggarakan agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk memasuki dunia kerja.

20 Oktober 2023 | 06.26 WIB

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengundang 277 perguruan tinggi untuk menandatangani perjanjian kerja sama program Praktisi Mengajar tahun 2023. Kini, program itu telah sampai pada angkatan ketiga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pendaftaran untuk berpartisipasi dalam program Praktisi Mengajar angkatan 3 itu telah dibuka pada April lalu. Kini, para praktisi dan dosen telah mulai menjalankan program kolaborasinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kepala program Praktisi Mengajar, Gamaliel Waney menyatakan antusiasme pendaftar program pada angkatan ini meningkat dibandingkan angkatan sebelumnya. "Ada 56.741 praktisi yang mendaftar, yang tembus verifikasi ada 19.329, dan terpinang 5.351. Ini telah memberikan bukti betapa tingginya antusiasme dan komitmen praktisi dalam berkontribusi," ujarnya di Gedung A Kemendikbud, Kamis, 19 Oktober 2023.

Praktisi Mengajar merupakan program yang diselenggarakan agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk memasuki dunia kerja. Melalui program ini, kementerian mendorong kolaborasi aktif antara praktisi ahli dengan dosen guna menciptakan pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam di perguruan tinggi dan di dunia kerja. Praktisi Mengajar dilakukan seperti mata kuliah pada umumnya selama satu semester, bisa secara luring maupun daring.

Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yulianti mengatakan semua unsur harus bergotong-royong untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Namun, dalam kapasitas masing-masing.

"Kami mengundang para praktisi untuk mengajar di kampus-kampus karena kami meyakini bahwa para praktisi memiliki tested logic yang sangat bernilai, walau mungkin tidak ditemukan di dalam buku teks," kata Kiki.

Menurut Kiki, konsep pelaksanaan program Praktisi Mengajar yang menggabungkan antara pengalaman nyata dengan teori keilmuan menjadi upaya kementerian untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi. Setidaknya ada tiga tujuan utama dari program ini.

Pertama, menutup kesenjangan kompetensi lulusan baru dengan kebutuhan dunia kerja. Kedua, mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri dalam menyelenggarakan pembelajaran yang praktis dan aplikatif. Ketiga, meningkatkan relevansi skill lulusan perguruan tinggi tanah air dengan kebutuhan dunia kerja.

"Kita sadar bahwa di tengah perubahan yang sangat besar dan semakin kompleks di dunia industri, tentu perubahan ini semakin sulit kita prediksi," kata Plt. Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi Ditjen Vokasi Kemendikbud Muhammad Fajar Subkhan.

Melalui perubahan-perubahan itu, kata Fajar, dapat dilihat bagaimana peran vital perguruan tinggi dalam melahirkan dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh sebab itu, program Praktisi Mengajar menjadi satu langkah yang besar.

"Keterlibatan bidang usaha dan industri sangat dibutuhkan untuk mengembangkan proteksi SDM, sesuai dengan keinginan masyarakat. Praktisi dapat membagi pengalaman tentang praktik yang dilakukan dalam bidang industri," kata Fajar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus