Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa 7,0 Skala Richter yang mengguncang Lombok Timur pada Ahad malam, 19 Agustus 2018 mengakibatkan 24 rumah di Pulau Bungin Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa terbakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pulau Bungin selama ini dikenal sebagai pulau terpadat di dunia karena pulau yang luasnya sekitar 8 hektare dihuni 3.097 jiwa. Kebakaran terjadi akibat kabel listrik yang putus akibat goncangan gempa.
"Sewaktu gempa terjadi, kabel listrik putus menimpa drum bensin premium," kata Anggota Badan Permusyawaratan Desa Bungin Khariman mengatakan kepada Tempo, Senin 20 Agustus 2018. Drum bensin itu milik pedagang di situ bernama Zainal.
Secara estafet warga kampung menggunakan air laut menyiram rumah-rumah yang terbakar di RT 4 Dusun Tanjung, terletak di sebelah barat desa. Rumah Khairman terletak sekitar 200 meter dari rumah Zainal. Api merambat dari arah angin barat daya ke arah timur laut. "Besar sekali apinya," ujar Khairman.
Api berhasil dipadamkan setelah melalap 24 rumah panggung milik penduduk desa nelayan tersebut. Rata-rata ukuran rumah panggung yang terbuat dari papan itu adalah lima kali delapan meter atau enam kali sembilan meter.
Akibat kebakaran itu sebanyak 74 jiwa penghuninya kini kehilangan tempat tinggal. Hingga Senin 20 Agustus 2018 siang ini, korban kebakaran masih berada di atas perahu-perahu di sekitar pulau Bungin.
Warga Pulau Bungin lainnya juga banyak yang memilih berada di perahu untuk menunggu gempa reda. Gempa terus mengguncang Nusa Tenggara Barat.
Menurut Khairman, lebih baik berada di atas perahu yang mampu menampung tiga orang atau kapal yang muatannya 50 orang karena tidak terasa terjadinya gempa.