Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Ganjarist berpendapat bahwa PDIP semestinya memberikan ruang kepada kadernya untuk mensosialisasi diri.
Para pendukung menilai pernyataan Ganjar itu tidak keliru dan tak melanggar disiplin partai.
JAKARTA – Pendukung Ganjar Pranowo mempertanyakan sikap Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memanggil Gubernur Jawa Tengah itu atas pernyataan tentang kesiapannya menjadi calon presiden 2024. Sekretaris Jenderal Koordinator Nasional Ganjarist, Kris Tjandra, mengaku bingung akan sikap DPP PDIP tersebut padahal Ganjar hanya menyatakan kesiapannya sebagai calon presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pernyataan Ganjar itu bukan deklarasi diri. Ia sebagai kader tetap menunggu keputusan partai,” kata Kris, Ahad, 23 Oktober 2022. “Kami relawan Ganjarist ini agak aneh melihatnya. Untuk apa Ganjar dibesarkan kalau hanya untuk dijegal?"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berpendapat bahwa PDIP semestinya memberikan ruang kepada kadernya untuk mensosialisasi diri. Namun faktanya, kata dia, PDIP seolah-olah mengisolasi Ganjar. Misalnya, Ganjar sempat dilarang keluar Jawa Tengah hingga tak diundang dalam sejumlah kegiatan PDIP.
Kris melihat langkah PDIP ini berbanding terbalik dengan sikap partai lain yang justru mendeklarasikan Ganjar sebagai calon presiden. Alasan utama mereka, elektabilitas Ganjar berada di papan atas menurut hasil survei sejumlah lembaga. “Tapi Ganjarist masih sangat ingin Ganjar Pranowo dimajukan oleh PDIP," ujarnya.
Relawan Ganjarist mendeklarasikan diri mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 di Jakarta, 1 Juni 2021. ANTARA/HO-Relawan Ganjarist
Pekan lalu, Ganjar menyatakan kesiapannya sebagai calon presiden dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV swasta nasional. Meski menyatakan siap, Ganjar sebagai kader partai banteng moncong putih tetap menunggu keputusan DPP PDIP. Ia yakin partainya akan mendengarkan aspirasi rakyat dan memilih calon presiden yang terbaik.
Ketua Umum Relawan Kawan Ganjar Bersatu Nasional (KGBN), Julian Palar, sependapat dengan Kris. Julian menganggap pernyataan Ganjar itu tidak keliru, tak melanggar disiplin partai, serta tidak mendahului keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Tapi kami sebagai relawan tentunya menghormati mekanisme partai. Mungkin dengan pemanggilan tersebut, Mas Ganjar bisa memberikan klarifikasi atas pernyataannya," kata Julian.
Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar-Puan, Mochtar Mohamad, juga melihat pernyataan Ganjar tersebut bukan bentuk deklarasi. "Itu bukan manuver. Siapa saja berhak menjadi calon presiden kalau dibutuhkan oleh partai," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP, Komaruddin Watubun, berpendapat bahwa pernyataan Ganjar itu tidak melanggar disiplin partai. Ia mengaku sudah berkali-kali menyimak pernyataan Ganjar tersebut.
"Pernyataan dia jelas, kader partai akan mengikuti mekanisme di partai. Kemudian banyak yang tanya ke saya, kenapa Ganjar tidak diberi sanksi? Apa salahnya Ganjar mau disanksi, itu kan bukan deklarasi," kata Komaruddin.
Meski menilai tak ada yang keliru dari pernyataan Ganjar, Komaruddin memastikan DPP PDIP tetap akan mengklarifikasinya. Sebab, semua kader harus patuh pada putusan partai. Kongres V dan rapat kerja nasional DPP PDIP sudah memutuskan bahwa keputusan penentuan calon presiden menjadi kewenangan Megawati sebagai ketua umum.
"Tugas saya sebagai ketua bidang kehormatan partai menjaga muruah organisasi dan keputusan organisasi," kata Komaruddin. "Kami bukan relawan, mau deklarasi sesukanya. Kami ini partai yang memiliki aturan organisasi, bukan gerombolan politikus."
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, menilai pernyataan kesiapan Ganjar menjadi calon presiden merupakan reaksi atas deklarasi dukungan sejumlah pihak terhadap dirinya. Di samping itu, kata dia, Ganjar seolah-olah tak sabar melihat dinamika lingkup internal PDIP yang kurang agresif merespons deklarasi calon presiden.
"Supaya tidak ketinggalan dan kehilangan momentum, Ganjar akhirnya memilih tidak diam dan kembali berusaha meyakinkan partai bahwa dirinya layak dicapreskan," katanya.
Dosen ilmu politik dan studi internasional dari Universitas Paramadina ini melihat sikap Ganjar Pranowo tersebut memang tidak sinkron dengan arahan DPP PDIP. Bahkan pernyataan Ganjar bisa saja ditafsirkan melampaui batas karena melangkah lebih maju dari keputusan partai. Padahal Megawati sudah mewanti-wanti agar kadernya tidak bermanuver dalam urusan calon presiden. “Jika Ganjar kembali bermanuver, seolah-olah menekan atau bahkan menggurui keputusan pencapresan di lingkup internal PDIP. Hal itu justru makin menguatkan kembali resistansi politik di lingkup internal partainya," katanya.
DEWI NURITA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo