Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Senin, 2 Desember 2024, Persaudaraan Alumni 212 kembali menggelar reuni akbar. Rencana ini sebelumnya telah disinggung oleh Ketua Umum Forum Persaudaraan Islam (FPI), Habib Muhammad bin Husein Alatas, saat orasi dalam aksi 411 pada 4 November 2024 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami akan kumpul sama-sama di Aksi 212, aamiin! Reuni 212 dihadiri oleh Imam Besar, aamiin!” ucap Muhammad menyerukan massa untuk mengamini orasinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencana aksi itu juga dikonsolidasikan dalam konferensi pers beberapa waktu lalu. Melalui undangan yang disebar lewat pesan Whatsapp, Persaudaraan Alumni 212 mengumumkan agenda konsolidasi aksi tahunan tersebut. Tema reuni kali ini adalah “Revolusi Akhlak untuk Indonesia Berkah dan Palestina Merdeka”.
Lantas apa sebenarnya reuni akbar aksi 212 ini dana mengapa selalu digelar saban tahun tiap 2 Desember?
Tempo merangkum sederet fakta tentang aksi 212, berikut ulasannya:
1. Kali pertama digelar aksi 212
Aksi 212 atau dikenal juga dengan Aksi Bela Islam III merupakan aksi yang melibatkan ribuan umat muslim di halaman Monumen Nasional, Jakarta, pada Jumat 2 Desember 2016. Tujuan dari aksi ini kala itu adalah menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok agar dihukum atas tuduhan penistaan agama Islam.
Diketahui, aksi 212 disebut juga Aksi Bela Islam jilid III lantaran aksi ini merupakan aksi puncak dari dua aksi sebelumnya, yakni Aksi Bela Islam I dan II yang masing-masing digelar pada 14 Oktober 2016 dan 4 November 2016. Untuk selanjutnya, karena dilaksanakan pada 2 Desember, aksi ini disebut 212.
2. Latar belakang munculnya aksi 212
Rangkaian Aksi Bela Islam, termasuk 212, dipicu pernyataan Ahok dalam pidatonya di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016. Kala itu Ahok menyinggung soal lawan politiknya yang menggunakan ayat Al-Quran dalam surah Al-Mamidah untuk mengalahkan dirinya. Adapun ayat yang dimaksud adalah ayat 51 soal pemimpin Islam dilarang dari kalangan non-muslim.
“Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena dibohongi pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu... Program ini jalan saja. Jadi Bapak Ibu nggak usah merasa nggak enak karena nuraninya nggak bisa pilih Ahok,” demikian kutipan beberapa kalimat yang disampaikan Ahok dalam pidato itu.
3. Ada unsur politiknya
Mengutip pubikasi berjudul Aksi Bela Islam: Konservatisme dan Fragmentasi Otoritas Keagamaan yang terbit di Jurnal Maarif Institute, kasus ini menjadi lebih besar dari sekadar isu agama. Ada unsur politik, terutama pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, dimana Ahok menjadi salah satu kandidat kuat. Mereka menuntut Ahok dipenjarakan.
Pada aksi tersebut, massa yang datang tidak hanya berasal dari Ibukota tetapi juga dari daerah lain di seluruh Indonesia. Aksi ini dipimpin oleh Rizieq Shihab, Zaitun Rasmin, Arifin Ilham, Selain petinggi organisasi Islam, sosok-sosok besar lain seperti Kapolri Tito Karnavian, Wakil Ketua DPR RI Hidayat Nur Wahid, hingga Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut hadir pada aksi tersebut.
4. Hasil aksi 212
Setelah aksi 212, polisi lalu menetapkan Ahok sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama. Pada Mei 2017, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara memvonis Ahok 2 tahun penjara. Ahok bersalah berdasarkan Pasal 156a KUHP. Hukuman ini lebih tinggi dari tuntutan jaksa yaitu satu tahun penjara degan masa percobaan dua tahun penjara.
5. Digelar reuni saban tahun berikutnya
Setelah berhasil memenjarakan Ahok, aksi 212 kemudian pun berkembang menjadi aksi yang kerap memberikan kritik tajam kepada pemerintah. Aksi ini digelar saban tahun dan bertajuk reuni Akbar.
Setahun setelah kali perdana, pada 2 Desember 2017, Reuni 212 digelar di Monas oleh Presidium Alumni 212 untuk memperingati Aksi 212. Acara pada saat itu bertajuk Merawat Energi Al Maidah 51 untuk Kebangkitan Umat demi Kejayaan NKRI.
Reuni 212 berlanjut pada 2018. Penyelenggaraan acara itu juga bertepatan menjelang kontestasi Pilpres 2019 di mana Rizieq Shihab selaku pimpinan FPI mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang saat itu berhadapan dengan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Ingat semuanya sudah saatnya 2019 ganti presiden. Haram memilih calon presiden dan calon legislatif yang diusung oleh partai pendukung penista agama,” kata Rizieq dalam sambungan telepon dari Mekah yang disiarkan lewat pengeras suara.
Reuni 212 kembali berlanjut 2019. Pada masa itu, Rizieq mengklaim bahwa dirinya masih dicekal untuk pulang ke Indonesia. "Saya masih dicekal oleh pemerintah Arab Saudi dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," kata Rizieq dalam sebuah video yang dibuat di Arab Saudi.
Berlanjut pada 2 Desember 2020, Reuni 212 digelar secara virtual dengan tema Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh digelar. Bertepatan usai dirinya pulang dari Arab Saudi ke Indonesia pada 10 November 2020, Rizieq turut menyampaikan permohonan maaf dalam Reuni 212 virtual itu soal kerumunan yang terjadi dalam penyambutan kepulangannya.
“Saya juga minta maaf kepada semua masyarakat kalau dalam kerumunan di bandara, di Petamburan, di Tebet, Megamendung terjadi suatu penumpukan yang memang di luar kendali,” kata Rizieq.
Reuni 212 di tengah Covid-19 kembali berlangsung pada 2 Desember 2021. Rizieq yang saat itu mendekam di Rutan Mabes Polri hanya dapat menyampaikan pesannya lewat surat yang dibacakan oleh panitia. Termasuk ucapan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pada masa itu, Rizieq terjerat dua kasus. Pertama, kasus penyiaran berita bohong dan menimbulkan keonaran terkait kasus tes usap (swab test) Rumah Sakit Ummi Bogor. Kedua, pelanggaran kekarantinaan kesehatan di Petamburan, Jakarta Pusat
Pada 2022. Rizieq Shihab kembali hadir dalam Reuni 212. Acara itu bertajuk Munajat Akbar dan Indonesia Bershalawat untuk Keselamatan NKRI dan digelar di Masjid At-Tin, Jakarta Timur. Reuni 212 pada 2023 akhirnya kembali digelar di Monas. Ini adalah kali pertama Reuni 212 kembali digelar di Monas sejak 2019.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | SAVERO ARISTIA WIENANTO | DIAN RAHMA FIKA | HATTA MUARABAGJA I NOVALI PANJI NUGROHO