Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Institut Pertanian Bogor atau IPB University kini telah resmi membuka Program Studi (Prodi) Dokter di Fakultas Kedokteran untuk jenjang sarjana (S1). Pembukaan prodi baru tersebut setelah kampus melalui serangkaian proses perizinan sejak 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rektor IPB University Arif Satria mengatakan keunggulan prodi Dokter di kampusnya adalah ‘Kedokteran Agro-Herbal dengan pendekatan One Health’. Maka, dokter lulusan IPB University akan memiliki kompetensi tambahan dalam memahami keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan serta mengarah pada solusi yang lebih komprehensif dalam menjaga kesehatan masyarakat dan keberlanjutan sektor agromaritim.
Arif pun mengungkap lima alasan IPB akhirnya membuka Fakultas Kedokteran. "Pertama untuk menjawab kebutuhan dokter di Indonesia, terutama di Jawa Barat," ujarnya dalam keterangannya, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan jumlah penduduk yang mencapai angka 273 juta jiwa, Arif menyebut Indonesia masih memiliki persoalan dalam pemenuhan tenaga kesehatan. Berdasarkan standar World Health Organization (WHO) mengenai rasio ideal dokter dengan penduduk yakni 1:1.000, maka Indonesia membutuhkan dokter sebanyak 273.984 orang.
Adapun saat ini, Indonesia baru memiliki 101.476 dokter sehingga pada 2022 jumlah kekurangan dokter umum adalah sebanyak 172.508 orang. Daerah yang paling banyak membutuhkan dokter adalah Provinsi Jawa Barat dengan kekurangan dokter sebanyak 36.947 orang.
“Jadi, dengan adanya pembukaan FK IPB University, hal ini akan berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan akan tenaga dokter di Indonesia, terutama di Jawa Barat,” kata Arif.
Kedua, IPB University memiliki kontribusi penting dalam penanganan krisis pandemi Covid-19. Arif mengatakan kampusnya menjadi satu-satunya institusi yang memproduksi Virus Transport Medium (VTM) di dalam negeri. VTM merupakan komponen krusial untuk pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk deteksi Covid-19.
Dalam hal ini, IPB University memiliki laboratorium dengan level BSL-2 yang mampu melakukan uji Covid-19. "Ini merupakan salah satu laboratorium pertama di luar laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diberikan izin untuk melakukan uji Covid-19," kata Arif yang juga menyebut pihaknya turut melaksanakan vaksinasi massal kepada lebih dari 38.000 orang untuk warga IPB University dan masyarakat.
Ketiga, IPB University memiliki peran dalam inovasi biomedis. Arif mengatakan IPB University sebagai research-based university memiliki kekuatan dalam riset di bidang biomedis, terutama dalam pemanfaatan sumber daya agromaritim.
Hal itu terlihat dari adanya pusat-pusat studi unggulan di tingkat nasional, seperti South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP). IPB University juga telah menghasilkan 1.825 publikasi biomedis dalam 10 tahun terakhir.
Arif menyebut sejumlah penemuan atau inovasi bidang kesehatan dari kampus, diantaranya stemcell anti aging, Inventpro, Glucodiab, Bioluric, Calgen, Cajuput Candy, Gamy Garam Rendah Natrium, Oxyl, alat deteksi glukosa dan hemoglobin non-invasif.
Selanjunya, Arif mengatakan IPB University memiliki peran dalam pengembangan One Health (Kesehatan Semesta). Menurut dia, penyakit baru (new-emerging diseases) merupakan ancaman di masa kini dan akan datang.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia merupakan contoh nyata bahwa permasalahan di bidang kesehatan dapat menimbulkan dampak yang signifikan dalam berbagai sektor kehidupan. “IPB University merupakan salah satu founder Indonesia One Health University Network yang berkontribusi menyelesaikan masalah kesehatan secara holistik,” kata Arif.
Terakhir, berkaitan dengan pengembangan agromaritim 4.0. IPB University telah banyak berkontribusi dalam pengembangan masyarakat agromaritim, termasuk daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) melalui penerimaan mahasiswa berbasis talent scouting sejak 1976.
“IPB University telah hadir melakukan pengabdian masyarakat di 4.258 desa dalam lima tahun terakhir. Berdirinya fakultas kedokteran akan memperkuat peran IPB University, terutama dalam bidang layanan kesehatan pada masyarakat pertanian dan pesisir,” kata Arif.
Pada penerimaan mahasiswa kedokteran angkatan pertama ini, IPB University hanya membuka melalui Seleksi Mandiri Masuk IPB (SM-IPB) dengan kuota 50 orang. Namun, kampus mengalokasikan 20 persen kuota untuk mahasiswa tidak mampu.