Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Retret Kabinet Prabowo di Akmil Magelang, Budiman Sudjatmiko: Tidak Ada Latihan Menembak di Sana

Budiman Sudjatmiko mengatakan tak setuju dengan anggapan bahwa pembekalan kabinet Prabowo merupakan agenda yang bersifat militeristik.

27 Oktober 2024 | 21.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko mengatakan retret Kabinet Merah Putih di Akademi Militer Magelang oleh Presiden Prabowo Subianto bukanlah agenda militeristik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini kan ada banyak disiplinnya. Saya pikir tidak benar kalau ini militeristik," kata Budiman Sudjatmiko saat kedatangan dari Magelang di Bandara Adisucipto Yogyakarta, Ahad, 27 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mantan aktivis 1998 ini mengatakan tak setuju dengan anggapan bahwa pembekalan kabinet itu merupakan agenda yang bersifat militeristik. Budiman meminta publik dapat membedakan kegiatan militer di era demokrasi dan di era rezim otoriter.

Budiman mengatakan hampir seluruh negara di dunia memiliki militer sebagai alat pertahanan. Ketika suatu kegiatan dilangsungkan di tempat yang menjadi pusat pendidikan kemiliteran, kata dia, hal itu tak serta merta dikategorikan sebagai agenda militeristik.

"Hari ini setiap negara punya tentara, di tengah konflik geopolitik kalau tidak punya tentara, kita tidak bisa mempertahankan negara dan demokrasi,” kata Budiman.

Dia mengatakan ada perbedaan mendasar soal tentara di rezim otoriter dan era demokratis. Dulu tentara dipakai untuk kepentingan politik praktis, beda dengan hari ini. "Kalau dulu tentara suruh milih partai tertentu, kan sekarang tidak, sekarang (di DPR/MPR) sudah tidak ada fraksi ABRI, jadi situasinya sudah berbeda," kata dia.

Disinggung soal seragam loreng ala tentara yang harus dipakai para menteri dan juga kegiatan baris berbaris selama pembekalan, Budiman menilai sebagai hal yang wajar dan biasa saja sebagai atribut. Menurut dia, hal itu bisa ditemui di berbagai kegiatan masyarakat dimana sektor swasta hingga olahraga sekalipun kadang juga ada baris berbaris.

"Baris berbaris hal biasa. Sama yang ada di sekolah, itu kan juga bukan militeristik. Banyak tempat seperti di tim sepak bola juga biasa latihan baris berbaris," kata dia.

Sementara soal seragam loreng hal itu merupakan seragam komando cadangan, yang merupakan bagian pertahanan rakyat semesta. "Tidak ada hubungannya dengan militerisme," imbuh Budiman.

Selama pembekalan di Akmil Magelang, Budiman mengatakan Presiden Prabowo lebih banyak memberikan materi dan arahan seputar ekonomi, politik, geopolitik, juga upaya membangun persatuan. Momen pembekalan itu juga untuk mencairkan suasana menteri Kabinet Merah Putih sebelum bekerja bersama. "Kami juga tidak ada latihan menembak di sana," kata dia.

Budiman menuturkan, acara pembekalan justru berlangsung santai dan penuh rasa kekeluargaan. Bahkan memberi toleransi jika ada yang tidak bisa mengikuti kegiatan secara penuh. "Cukup toleran, ada yang tidak ikut secara utuh karena bayangannya Akmil itu disiplin," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus