BENDERA merah putih akan berkibar di Beijing, untuk menyambut kedatangan Presiden Soeharto dan rombongan, pertengahan November mendatang. Rupanya, Presiden tak ingin menunda-nunda kunjungan balasannya, setelah PM Cina Li Peng datang ke Jakarta awal Agustus lalu. Kepastian soal kunjungan balasan ini disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Moerdiono di wisma negara Diaoyutai, Beijing, Jumat malam pekan la~lu. Moerdiono memperoleh kepastian jadwal kunjungan Presiden itu setelah menghadiri acara jamuan makan di rumah kediaman resmi PM Li Peng di perumahan pejabat tinggi pemerintahan dan PKC di kawasan Zhong Nanhai, Beijing. Sebetulnya, kunjungan Moerdiono ke Beijing bukan sebagai pejabat resmi RI, melainkan sebagai ketua Pelti yang hendak menyaksikan atlet-atletnya berlaga di arena Asian Games. Tapi Pemerintah Cina memperlakukannya sebagai tamu negara. Sambutan resmi pertama diberikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Cina Qi Huaiyuan, mewakili Menlu Qian Qichen yang sedang bertugas ke markas PBB di New York. Dia mengundang Moerdiono makan siang. Lantas, malam harinya Moerdiono telah duduk dalam satu meja makan bersama PM LI Peng. Moerdiono dipandang banyak berjasa dalam upaya pemulihan hubungan diplomatik antara RI dan Cina. "Kami tahu itu, sekalipun Anda berada di belakang layar," kata PM Li Peng kepada Moerdiono. "Saya cuma menjalankan instruksi dari Presiden Soeharto," jawab Moerdiono buru-buru. Pembicaraan berlangsung santai dan akrab. Sebagai basa-basi pemimpin Cina itu memberikan selamat kepada Moerdiono atas keberhasilan tim tenis Indonesia menyabet medali emas di arena Asian Games. Ia juga menyatakan terkesan oleh sambutan Pemerintah RI di Jakarta, awal Agustus lalu, yang dinilainya sangat hangat dan meriah. Kemudian Li Peng mengutarakan keinginannya untuk memberikan sambutan yang sama hangatnya kepada Presiden Soeharto. Sebelum Moerdiono pamit, ia menitipkan salam buat Pak Harto, juga Ny. Li Peng membingkiskan salam pula buat Ny. Tien Soeharto. Kunjungan Presiden Soeharto ke Cina direncanakan selama 5 hari 4 malam. Sebelum ke Beijin~g. Kepala Ne~gara akan terbang ke Tokyo dahulu, menghadiri wisuda Kaisar Akihito. Sejauh ini, agenda kunjungan Presiden di Cina belum disusun. Mendahului rombongan Presiden, Dirjen Protokol Departemen Luar Negeri A. Kadarisman akan tiba di Beijing 8 November, untuk menyiapkan acara-acara Presiden. Lewat kunjungan tak resmi itu, Moerdiono bersama beberapa pejabat Departemen Luar Negri RI sempat pula menjajaki lokasi yang dicalonkan untuk kantor permanen KBRI. Tempat tersebut 1 ha (10.000 m2) luasnya, dan berada dikompleks kantor-kantor kedutaan. Di kompleks baru itu nantinya akan dibangun pula kantor Kedutaan India, Jepang, Amerika, dan Prancis. Untuk sementara waktu, menurut Ashari Boer, Direktur Asia-Pasifik Deplu, Kantor Kedubes RI akan menempati bekas sebuah restoran. "Cukup representatif jika dibandingkan dengan dua tempat yang ditawarkan sebelumnya," ujar Ashari Boer, yang menjabat ketua tim teknis pemilihan kantor kedubes RI untuk Beijing itu. Bangunan itu kabarnya harus telah berisi seorang duta besar, sebelum presiden datang ke Beijing. Abdurrachman Gunadirdja, 57 tahun, Direktur Sekolah Dinas Luar Negeri, disebut-sebut sebagai calon penyandang jabatan itu. Pernah menjabat dubes di Afghanistan dan Irak serta tak asing dengan Beijing, dulu dia pernah menjabat sebagai sekretaris I direktur penerangan KBRI di Cina. D~~iah P~ur~nnomowati (J~akarta) ~dan Li~ston P. S~iregar (~Beijing)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini