Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PARA aktivis lingkungan mempersoalkan pembangunan sarana wisata premium bertema dinosaurus di kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pembangunan itu dianggap berpotensi merusak lingkungan, habitat asli komodo, dan kehidupan sosial masyarakat. Publik ikut mengecam pembangunan taman setelah sebuah foto yang menampilkan gambar komodo berada di dekat sebuah truk beredar di media sosial, Senin, 26 Oktober lalu.
Venan Suharyanto, peneliti Sunspirit for Justice and Peace, lembaga non-pemerintah yang mengadvokasi warga Labuan Bajo, Manggarai Barat, mengatakan pemerintah menggusur bukit dan merombak bentang alam di titik Loh Buaya, Pulau Rinca, sejak Agustus lalu. Padahal kawasan itu merupakan titik konsentrasi habitat komodo. “Bentang alam sudah berubah, ada bukit yang digusur dan diratakan untuk menjadi bangunan,” kata Venan.
Pemerintah menutup Pulau Rinca dan pulau lain di kawasan Taman Nasional Komodo mulai 26 Oktober hingga Juni tahun depan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ditunjuk sebagai pelaksana proyek. PT Segara Komodo Lestari dan PT Komodo Wildlife Ecotourism akan mengelola wisata premium itu.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia NTT Umbu Wulang mengatakan pembangunan sarana wisata mewah di area Taman Nasional Komodo hanya bermotif kepentingan bisnis. Dia juga mempersoalkan ketiadaan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) proyek tersebut. “Kami masuk tim komisi penilai amdal di Provinsi NTT, tidak ada proses itu,” ujarnya.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno mengklaim pembangunan sarana dan prasarana di Pulau Rinca berjalan sesuai dengan kaidah konservasi. “Kami juga tetap memastikan komodo tak menjadi korban pembangunan,” ucapnya lewat keterangan tertulis, Selasa, 27 Oktober lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo