Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas memimpin apel siaga Ansor dan Banser di Alun-alun Kidul Yogyakarta, Minggu sore 23 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam apel yang dihadiri ribuan kader Ansor dan Banser untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad itu, Yaqut menuturkan Banser merupakan saudara tua dari TNI-Polri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Banser ini lahir lebih dulu dari TNI dan Polri," kata Yaqut Cholil Qoumas yang juga Menteri Agama itu dalam sambutannya Minggu 23 Oktober 2022.
Yaqut menjelaskan, jika TNI dan Polri lahir tahun 1945, Banser lahir tahun 1934. "Jadi Banser ini kurang lebih 11 tahun lebih tua dibanding TNI-Polri," ujarnya.
Sebagai saudara tua, kata Yaqut, tentu Banser harus lebih banyak mengalah. "Kalau saudara-saudara muda kita anggota TNI Polri gajian, Banser tidak pernah gajian," ujar Yaqut lagi disambut gelak para kader.
Banser tetap cinta NKRI
Namun, Yaqut melanjutkan, meski kader Banser-Ansor tidak pernah gajian, ia percaya kecintaan organisasi di bawah Nahdlatul Ulama atau NU itu kepada NKRI tidak pernah luntur sejengkal pun.
"Kalau saudara-saudara kita mendapatkan baju seragam dari anggaran negara, tapi kader-kader Banser dan Ansor pakai seragam yang gagah-gagah ini dapat dari utang sendiri-sendiri," katanya.
"Saya yakin bapak ibu sekalian, seragam Banser yang gagah-gagah ini, yang warnanya mulai pudar pun, inshaallah belum lunas cicilannya," Yaqut menambahkan.
"Begitu pula sebaliknya, jika saudara mudanya melihat saudaranya tua kesulitan seperti ini kok diam saja, kata Rhoma Irama, terlalu," kata Yaqut.
Ansor- Banser, kata Yaqut, tidak pernah gentar sedikit pun terhadap ancaman yang muncul di negeri ini. "Ansor Banser tidak pernah mundur sejengkal pun jika ada tantangan yang mengancam negara ini," kata dia.
Sebab, kata Yaqut, sejarah sudah membuktikan peran Ansor-Banser.
"Sebelum kemerdekaan kita berjuang, ikut bersama-sama menegakkan kemerdekaan negara kita," kata dia.
"Ketika PKI tahun 1948 mencoba merebut atau mengkudeta kedaulatan negara kita, Ansor-Banser juga ikut terlibat melawan mereka," ujar dia.
"Termasuk 1965 ketika PKI kembali bangkit untuk melakukan perebutan kekuasaan NKRI, yang banyak jadi korban lagi-lagi Ansor dan Banser," kata Yaqut.
"Zaman reformasi sama, zaman reformasi ketika Orde Baru menjelang keruntuhannya, Ansor Banser juga ikut di garda paling depan," Yaqut menambahkan.
PRIBADI WICAKSONO