Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sakitnya Ali Murtopo

Menpen Ali Murtopo mengalami serangan jantung di hotel Hilton, Kuala Lumpur. Dirawat di bagian jantung hospital besar Malaysia. Kunjungannya sebagai tamu pemerintah untuk menyaksikan jalannya pemilu.(nas)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH pesawat jet F-28 milik Garuda sudah stand-by di lapangan udara Halim Perdanakusumah sejak akhir pekan lalu. Setiap saat pesawat itu siap untuk diterbangkan ke bandar udara Subang di Kuala Lumpur. Tapi pesawat yang khusus disediakan untuk menjemput Menpen Letjen Ali Moertopo yang jatuh sakit di KL itu, sampai Senin sore kemarin masih tetap parkir di tempat. Seriuskah sakit Ali Moertopo? Berita itu masih silang siur. Ada yang bilang Menpen kena serangan jantung. Tapi ada pula yang bilang, ia kecapaian hingga perlu istirahat di rumah sakit. Tapi yang pasti Menpen Ali Moertopo, yang ada 23 September nanti akan berusia 55 tahun, kini masih dirawat di bagian CCU (unit perawatan jantung) RSU Malaysia. Menpen langsung berada di bawah pengawasan dr Pillay, Kepala Rawatan Jantung Hospital Besar itu. Menpen Ali diduga mulai mendapat serangan pada pukul 02.00 tanggal 7 Juli, sehari setelah ia tiba di KL sebagai tamu pemerintah untuk menyaksikan jalannya Pemilu di sana. Malam itu, sekitar jam 23.30 Menpen Ali sudah masuk kamarnya di suit room lantai 13 Hotel Hilton KL. Ia baru pulang dari jamuan makan malam bersama Menteri Penerangan Malaysia Datuk Rahmad. Sedianya, Menpen Ali akan diminta pidato esoknya di muka umum, di daerah pemilihan Datuk Rahmad. Bagaimana sampai orang mengetahui Ali Moertopo mendapat serangan jantung merupakan kisah tersendiri. Dua petugas Malaysia, demikian cerita wartawan Sinar Harapan, yang ikut dalam rombongan, mulai curiga ketika pintu kamar tamu pemerintahnya tampak terbuka. Maka buru-buru kedua petugas yang khusus ditempatkan di lantai 13 itu mengetuk kamar ajudan Menpen, yang berada persis di muka karmar Ali Moertopo. Ternyata di tengah serangan itu Ali Moertopo masih bisa bergerak untuk membuka pintu kamar yang terkunci rantainya. Para dokter beranggapan, saat Menpen Ali mendapat serangan dan dibukanya rantai pintu pada pukul 02.45 merupakan saat-saat yang menentukan. Maka pertolongan pun cepat dikerahkan oleh petugas kesehatan Hotel Hilton. Menpen Ali Moertopo yang dikabarkan tak sadarkan diri itu selama dalam ambulans sudah ditolong dengan oxigen. Sesampai di rumah sakit itu sebuah alat pacu jantung yang mutakhir yang sudah dimiliki RS itu, dipasang di dada pasien penting itu. Esoknya, pagi-pagi 7 Juli, dr. Soekaman, dr. Rubiono Kertopati, Ny. Ali Moertopo beserta kedua puteranya Harris dan Luki, terbang dengan Jetstar dari Lanuma TNI-AU di Halim Perdanakusumah langsung ke KL. Beberapa orang yang dekat dengan Jenderal Ali diketahui juga mengambil pesawat yang terpagi. Tanda-Tanda Awal Penjagaan di RS itupun cukup ketat. Tak seorangpun dibolehkan menjenguk kecuali kedua tim dokter kepresidenan dan keluarga pasien. Tapi Jumat petang 7 Juli itu juga, sekitar pukul 16.00, wartaberita radio dan teve Malaysia memberitakan kesehatan Menpen Indonesia Jenderal Ali Moertopo mulai membaik. Perhatian pemerintah Malaysia demikian besar pada tamunya itu. Sabtu petang lalu, setelah menunaikan hak pilihnya, adalah PM Datuk Husein Onn sendiri bersama Nyonya yang datang menjenguk Ali Moertopo di ruangan VIP lantai IV rumahsakit itu. Paginya Menteri Dalam Negeri Tan Sri Ghazali bahkan sudah lebih dulu menjenguk. Tim dokter Indonesia pun mulai merasa aman. Dr Rubiono Kertopati sudah kembali di tanah air Minggu sore lalu dengan menumpang Jetstar. Tapi kepada wartawan TEM PO Bachrun Suwatdi yang menemuinya di Lanuma TNI-AU Halim, Kepala Tim Dokter Kepresidenan itu mengelak untuk bicara banyak. "Tidak apa-apa, tidak mengkhawatirkan," cuma itu ucapannya. Tapi dr. Soekaman, Kepala Pusat Kardiologi RS CM yang selain ahli jantung, juga ahli penyakit dalam (internis), masih tinggal di KL dan baru kembali Senin petangnya. Kepada wartawan TEMPO Harun Musawa yang berada di KL, Soekaman menyatakan "Pak Ali sudah bisa ngobrol sambil duduk." Sedang alasan mengapa masih tetap dirawat di KL ialah di sini alat-alatnya lengkap. "Kita tak mau ambil risiko sekecil apapun," katanya. RS itu konon terbaik di Asia Tenggara. Maka tim dokter telah meminta agar Menpen Ali Moertopo dirawat di sana selama 10 hari lagi, sejak Jumat yang naas itu. Adapun yang diderita Menpen, menurut dr. Soekaman, adalah penyempitan pada sebagian pembuluh darah tapi bersifat "moderat". Ahli jantung yang jadi dokter kepresidenan sejak zaman Bung Karno itu tak menjelaskan apakah Jenderal Ali sudah lama mengidap penyakit itu. Tapi menurut sebuah sumber yang kebetulan bercakap-cakap dengan Menpen Ali di Halim sesaat sebelum pesawat bertolak ke KL, ada tanda-tanda sebelumnya. Pesawat yang membawa Menpen karena kerusakan mesin terpaksa mendarat kembali di Halim, Kamis pagi itu. Dan sekitar jam 10.00, selagi pesawat diperiksa, Ali Moertopo ada mengutarakan perasaan yang tidak enak di sekitar dadanya. "Kok rasanya badan saya kurang enak," katanya sambil memijat-mijat dadanya. Kalau memang benar begitu, seorang ahli jantung yang ditemui TEMPO menduga, ketika itu sudah ada tanda-tanda awal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus