Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bukan Otokritik Untuk Golkar

Kosgoro (Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong) mengadakan musyawarah besar ke-4 di Semarang. Dalam pernyataannya, disinggung mengenai praktek-pratek yang bertentangan dengan jiwa dan semangat pancasila.(nas)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"BANYAK terjadi praktek praktek uang bertentangan dengan rasa keadilan umum, bertentangan dengan jiwa dan semangat Pancasila, sehingga di sana sini menimbulkan keresahan dan kepedihan di kalangan si Kecil dan si Lemah di desa-desa maupun kota-kota." Pernyataan dari sekelompok mahasiswa? Bukan. Itu adalah sebagian dari pernyataan yang keluar seusai Musyawarah Besar ke-IV Kosgoro di Semarang 3 Juli lalu. Banyak orang yang tertarik justru karena itu. Kosgoro (Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong) adalah salah satu unsur Golkar. Dan orang bisa menilainya sebagai suatu otokritik. Dari pihak Kosgoro sendiri ada penilaian lain. "Pernyataan itu memang tajam, tapi bukan otokritik," kata Majen Mas Isman (54 tahun), Ketua Umum Kosgoro pekan lalu. "Suara Golkar seharusnya memang begitu," katanya pula. Ia juga menolak pendapat bahwa pernyataan Kosgoro sebagai suatu tanda perpecahan dalam tubuh Golkar. Suara Kosgoro dan Golkar sama, yang berbeda hanya "pementasannya". Justru pernyataan ini dimaksudkan "untuk memperkuat" tubuh Golkar. Kata Isman: "Kita tak ada pilihan lain, mau ke mana, bikin parpol baru tidak bisa." Ini, kata Isman, akibat dari sejarah lahirnya Kosgoro yang didirikan di tahun 1957 oleh bekas tentara-tentara pelajar, mula-mula sebagai Koperasi Simpan Pinjam Gotong Royong. Warna Kosgoro yang "kerakyatan" nampaknya hendak dipertahankan, demikian juga semangat pemuda untuk selalu berani, tegas dan terbuka. Maka Soeharto Kusumohartono (49 tahun), Wakil Ketua Fraksi Karya di DPR yang berasal dari unsur Kosgoro, menganggap pernyataan itu wajar. "Ini masalah nasional, semua orang merasakannya." Mengomentari tentang miripnya pernyataan Kosgoro dengan berbagai suara dari banyak kalangan, termasuk mahasiswa dan partai, Soeharto berpndapat: "Kita boleh gembira bahwa suara yang begini datang bukan dari suatu kelompok saja, tapi dari semua orang yang mampu dan mau bersuara secara sadar." Sambungnya pula: "Dengan keadaan yang begini, kita bisa mengharapkan datangnya angin baru yang segar." Pujian juga datang dari kalangan Golkar sendiri. "Pernyataan Kosgoro itu bagus sekali, karena kritik itu maksudnya baik," kata Ketua Umum MK GR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong Majen Soegandhi Senin pagi lalu. Apa yang dikatakan Isman menurut pendapatnya bukan mengada-ada, hingga jangan dipandang sebagai suatu hasutan. "Kalau pemerintah merasa kekurangan itu betul, ya keadaan itu diperbaiki." MKGR sendiri merencanakan suatu Musyawarah Kerja Nasional September mendatang di Semarang. Di samping untuk konsolidasi, juga untuk membicarakan "Bagaimana Pancasila dan UUD 1945 secara operatif kita laksanakan, bukan secara pedoman-pedoman lagi." Pendapat yang sama datang juga dari Soksi -- yang di zaman Bung Karno namanya "Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia" dan sejak 1973 berubah jadi "Sosio Konsultasi Swabawa Indonesia." "Sebelum Kosgoro ber-mubes, saya sudah ngobrol dengan Mas Isman. Pokoknya ya Golkar memang harus mengadakan pembaharuan dan penyegaran. Kita sama-sama menyayangi Golkar, karena itu kita menyarankan perlunya perbaikan," kata Brigjen Suhdrdiman, Ketua Umum Soksi. Spada Rencananya, dalam Kongres Nasional Golkar di Medan bulan Oktober mendatang, Golkar harus mengadakan pembaharuan atau penyegaran menyeluruh, baik orientasi, sistim atau mekanisme, kepimpinan maupun orientasi. Seandainya gagasannya itu tidak diterima pendukung Golkar yang lain? "Ya, ibarat kita mengetuk pintu, berulang mengucap spada tidak ada sahutan, buat apa kita mengulur-ulur kesabaran?", ujarnya. Kosgoro, Soksi dan MKGR dikenal sebagai organisasi-organisasi yang merupakan modal utama Golkar. Pada pemilu 1971 Kosgoro dengan lambangnya Beringin gagal untuk ikut tampil sebagai kontestan sendiri dan harus tampil di bawah satu bendera Golkar. Ketika organisasi ini kemudian merupakan "kino" (kelompok induk organisasi) utama Golkar. Apa pendapat pimpinan Golkar sendiri tentang "angin baru" yang datang dari dalam tubuhnya sendiri? "Pernyataan Kosgoro itu sudah jelas, tidak perlu komentar lagi," kata Moerdopo (43 tahun) Bendahara DPP Golkar yang bertindak sebagai Sekjen sejak diangkatnya Sapardjo sebagai Menteri Sosial Moerdopo berasal dari salah satu organisasi itu. Maksudnya? "Artinya tiap orang yang baca tahu maksud pernyataan itu," jawabnya. Pernyataan Kosgoro itu katanya ada yang sama dengan pendapat fraksi Karya dalam pemandangan umum SU MPR dulu. Apakah DPP Golkar sependapat dengan pernyataan Kosgoro, menurut Moerdopo "kita lihat dulu yang mana." Tapi ia dengan keras menolak pendapat adanya keretakan dalam tubuh Golkar sekarang. "Kalau ada, masa Ketua Umum datang menghadiri Mubes itu," ujarnya. Ketua Umum DPP Golkar, Amir Murtono memang hadir dan memberi sambutan pada Mubes itu yang juga memilih KS AD Jenderal Widodo sebagai "Bapak Kosgoro." Munculnya bekas Menteri Penerangan Achmadi dalam Mubes Kosgoro juga menarik banyak perhatian. Bekas Komandan Tentara Pelajar (Brigade 17) ini dipotret bersama para bekas komandan detasemen tentara pelajar lainnya, Isman, Martono, Solichin Gautama dan Mashuri. Tapi kehadirannya rupanya bukan pertanda kembalinya ke bidang politik. "Sekarang belum lagi waktunya," kata Achmadi. Ia menjelaskan kehadirannya karena diundang dan lalu diajak potret bersama. "Achmadi itu teman seperjuangan. Kemarin ia memang tersandung. Itu bisa saja kejadian. Tapi ia tetap teman seperjuangan," kata Isman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus